Ahad 21 Sep 2014 18:27 WIB

Status Siaga Slamet Masih Bertahan di Hari ke-40

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Bayu Hermawan
 Letusan lava pijar Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jateng, Rabu (17/9) malam. (Antara/Idhad Zakaria)
Letusan lava pijar Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan, Brebes, Jateng, Rabu (17/9) malam. (Antara/Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aktivitas vulkanis gunung Slamet, secara seismik hingga saat ini masih tinggi. Status Siaga (level III) gunung tertinggi di Jawa Tengah itu pun masih bertahan hingga hari ke-40.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum menurunkan status gunung berapi yang berada di wilayah Kabupaten Pemalang, Brebes, Tegal, Banyumas dan Kabupaten Purbalingga ini.

"Secara seismik dan parameter lain, aktivitas gunung Slamet masih tinggi meski kelihatannya tenang," ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sudrajat.

 

Ia menjelaskan dalam beberapa hari terakhir gunung Slamet relatif tampak tenang dan tidak terpantau adanya lontaran material pijar. Namun ini bukan berarti penurunan aktivitas vulkanis gunung berketinggian 3.432 mdpl ini.

Sudrajat melanjutkan, berdasarkan pemantauan dengan Tiltmeter hingga saat ini masih terjadi deformasi. Artinya masih ada indikasi tekanan kuat dari dalam dapur magma hingga intensitas tremor masih tinggi.

 

Hal ini juga menunjukkan adanya pasokan energi yang belum dikeluarkan. Karena itu --meski secara visual gunung Slamet tampak tenang, aktivitas di perut gunung ini masih tinggi. Ia kembali mengingatkan kepada warga di lereng gunung Slamet untuk tetap menaati rekomendasi PVMBG.

Segala aktivitas pada radius 4 kilometer dari puncak gunung Slamet masih dilarang. Namun begitu, aktivitas warga di luar radius ini masih tetap berjalan normal.

"Selama berada di luar radius bahaya, aktivitas warga seperti di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari tetap normal," tambahnya.

 

Hal ini dibenarkan oleh Asikin (46), warga Gambuhan. Ia mengaku status gunung Slamet masih bertahan siaga (level III). Namun aktivitas warga di desanya tetap berlangsung normal. Baik aktivitas berladang, ke sekolah, kesibukan di pasar dan lainnya tak terganggu oleh status ini.

"Meski begitu, warga telah diimbau untuk senantiasa mewaspadai aktivitas gunung Slamet," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement