REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Pedagang souvenir kerajinan tangan meminta bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya karena sangat menjanjikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kami yang menjadi salah satu pembuat sekaligus pedagang souvenir di Sulbar selama ini belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah," kata pedagang souvenir yang tergabung dalam rumah seni Mandar Sukadin di Mamuju, Ahad.
Ia mengatakan, dirinya bersama dengan enam orang tenaga kerja membangun usaha souvenir secara otodidak tanpa bimbingan pemerintah, serta mengembangkan usahanya sendiri.
"Perhatian pemerintah tidak ada, keahlian kami dapatkan ini secara otodidak, hanya karena semangat dan menganggap sumber daya alam sulbar yang kaya, akan dapat dirubah menjadi sesuatu kerajinan yang bernilai ekonomi," katanya.
Menurut dia, usaha kerajinan tangan yang dikembangkannya terbuat dari tempurung kelapa dalam, yang hasilnya dapat dibuat gantungan kunci, asbak rokok, lampu, patung burung, dan lainnya, yang sangat menarik karena cocok dan disesuaikan bentuknya dengan budaya Sulbar.
Oleh karena itu ia berharap ada bantuan modal usaha dari pemerintah mengembangkan usaha kerajinan tangan yang telah digeluti selama tiga tahun terakhir, agar usaha masyarakat dapat berkembang.
"Alat yang kami gunakan sangat manual dan tradisional, sehingga kerajinan tangan yang dihasilkan, sangat terbatas, dibandingkan pesanan dari masyarakat yang cukup tinggi, dalam sehari pesanan sampai lima unit kerajinan tangan dengan berbagai bentuk, namun yang mampu kami selesaikan hanya dua itu karena modal usaha yang tidak ada," katanya.
Harapan senada disampaikan Ardi pedagang souvenir dari Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju.
Dirinya juga mengembangkan kerajinan tangandari bambu terdiri dari tempat penutup nasi dari berbagai ukuran.
"Kami juga butuh modal usaha dan meminta bantuan pemasaran hasil karya kami, karena sudah banyak masyarakat yang menggunakan hasil kerja kami ini," katanya.