Sabtu 20 Sep 2014 14:34 WIB

Megawati Diusulkan Lagi Jadi Ketum, DPP PDIP Kaget

Pendukung Indonesia dari Partai Presiden Megawati Soekarnoputri PDI Perjuangan (PDIP) gemuruh untuknya di bawah banteng, lambang partainya, selama dia satu-satunya reli Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu 28 Maret 2004.
Pendukung Indonesia dari Partai Presiden Megawati Soekarnoputri PDI Perjuangan (PDIP) gemuruh untuknya di bawah banteng, lambang partainya, selama dia satu-satunya reli Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu 28 Maret 2004.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Megawati Soekarnoputri kembali diusulkan untuk menjabat Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) periode 2015-2020.

Usulan tersebut disampaikan seluruh ketua DPD dari seluruh Indonesia dalam sidang pleno ketiga Rapat Kerja Nasional PDIP ke-IV di Marina Convention Center, Semarang, Sabtu (20/9).

Penyampaian usulan diwakili Ketua DPD Jawa Tengah Heru Sudjatmoko yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah. Ia mewakili 32 ketua DPD lain saat menyampaikan pendangan umumnya di hadapan Megawati dan Joko Widodo serta 1.590 peserta rakernas.

"Usulan rekomendasi Ibu Mega untuk menjadi ketua umum periode 2015-2020 yang akan ditetapkan pada kongres keempat mendatang (April 2015) menjadi ketetapan pertama rakernas ini. Sudah ketuk palu dan mengikat," kata Sekretaris Steering Committee Rakernas PDIP ke-IV PDIP Ahmad Basarah.

Menurut Basarah, usulan tersebut cukup mengejutkan Megawati dan jajaran DPP. Karena di luar skenario agenda rakernas. 

Ia pun menggambarkan kondisi pada sidang pleno yang tertutup untuk wartawan itu bahwa Megawati sampai menitikkan air mata saat diminta memberikan respons atas permohonan itu.

Megawati juga sempat mengingatkan bahwa usianya sudah menginjak 67 tahun. Meski pun akhirnya ia menyatakan kesediaannya.

"Ibu Mega merasa kaget, terkejut dan surprise dengan usulan yang tiba-tiba muncul dalam rakernas. Tapi beliau sangat memahami usulan yang disampaikan, dilakukan berdasarkan pertimbangan yang matang," kata Wasekjen PDIP itu.

"Tidak saja hanya untuk kepentingan dan masa depan serta kejayaan partai di masa datang. Tapi dalam rangka mengawal jalannya pemerintahan nasional Jokowi-JK agar betul-betul dapat terlaksana sesuai dengan amanat penderitaan rakyat, berada pada jalur ideologi dengan haluan Trisakti, berada pada koridor konstitusi kita," tambahnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement