REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Pascakebijakan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas ukuran 12 kilogram, gas tiga kilogram terpantau semakin langka di wilayah Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalam sepekan kelangkaan bahkan terus meluas dan hampir terjadi seluruh daerah.
Seperti dipantau di berbagai pangkalan gas di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, setok gas bersubsidi tersebut kosong.
Salah satunya terjadi di pangkalan elpiji milik Nurmaya Sari, Dusun Bacem, Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Penjaga pangkalan elpiji di tempat ini, Achmad (45), mengaku sejak sepekan terakhir pasokan dari agen terus molor. ''Kita jadi bingung juga melayani tetangga yang ingin membeli saja di sini tidak ada setok,'' ungkapnya.
Tak hanya mengalami keterlambatan, pasokan gas elpiji ukuran tiga kilogram dari agen, juga dikurangi dari pasokan normal. Dari biasanya sekitar 160 an tabung, kini dikurangi sekitar 40-an tabung.
''Sehingga kita menjadi kekurangan stok gas setiap hari. Hal ini dimungkinkan karena adanya peralihan pengguna gas 12 Kg ke tiga kilogram,'' tambahnya
Pascapengumuman pemerintah menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi, beberapa pengecer mengaku mulai kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran tiga kilogram. Kelangkaan ini diduga lantaran pasokan elpiji bersubsidi berkurang.
Salah satu pengecer elpijidi Bendosari, Sukoharjo, Giyatno, mengatakan, dalam lima hari terakhir, dirinya mengaku sulit memasok gas. Biasanya, ia bisa mendapat pasokan seratus tabung. Kini, 20 tabung saja.
''Sudah lima hari terakhir sejak adanya pengumuman kenaikan harga gas 12 Kg, pasokan ke saya jauh berkurang. Saya jadi bingung jual ke konsumen,'' katanya.
Dirinya juga mendapat kabar adanya rencana kenaikkan harga elpiji ukuran tiga kilogram. Giyatno bersama pengecer lain berharap ada informasi jelas tentang kenaikkan, atau pengurangan harga gas secara resmi dari Pertamina.