REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Pakar Manajemen Inovasi dari Universitas Indonesia (UI), Mohammed Ali Berawi menilai, wacana pelarangan kendaraan plat B masuk ke Bogor sebagai hal yang tidak bijak dan diskriminatif.
"Jangan ada diskriminasi dengan adanya aturan yang berlaku secara khusus. Karena itu merupakan sarana umum," kata Ale, sapaan akrabnya, Rabu (17/9).
Jika tujuannya untuk mengurai kemacetan, sebutnya, solusi yang tepat adalah membangun sarana transportasi umum yang humanis. Kemudian, diperlukan perubahan paradigma dari car mobility ke konsep human mobility.
Selama ini, kata dia, yang difokuskan dalam mengurai kemacetan hanya pada car mobility saja bukan pada human mobility. Sehingga simpul kemacetan tetap tidak terurai.
"Yang perlu dipikirkan sekarang adalah integrasi moda transportasi yang sinergi dengan tata ruang. Tata kota yang baik itu adalah yang mengurangi mobilita, jika masyarakat sudah diberikan alternatif transportasi yang baik maka mereka perlahan bisa beralih dari transportasi pribadi ke umum," papar Direktur Eksekutif Centre for Sustainable Infrastructure Development (CSID) UI itu.
Solusi yang bisa diterapkan pula adalah dengan park and ride. Sehingga kendaraan yang akan menuju Jakarta atau Bogor menuju Jakarta tersentral dalam satu titik. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan transportasi umum yang memadai.