Rabu 17 Sep 2014 16:47 WIB

Gunung Slamet Keluarkan Kepulan Abu Tebal Setinggi 1 Km

Rep: Eko Widiyanto / Red: Bayu Hermawan
Letusan lava Gunung Slamet terlihat dari Desa  Pandansari, Paguyangan,Brebes Jawa Tengah Jumat (12/9) dini hari.(
Letusan lava Gunung Slamet terlihat dari Desa Pandansari, Paguyangan,Brebes Jawa Tengah Jumat (12/9) dini hari.(

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Setelah sempat 'tertidur' selama empat hari terakhir, pada Rabu (17/9) hari ini, aktivitas vulkanik Gunung Slamet di Jawa Tengah kembali terjadi. Warga sekitar pun terkejut saat mendengar suara letusan gunung tertinggi di Jawa Tengah itu.

''Selama 4 hari, sejak Sabtu (13/9), aktivitas Gunung Slamet memang seperti terlelap. Tidak tercatat aktivitas apa pun. Sepanjang empat hari itu, hanya terjadi beberapa kali hembusan asap putih tipis dengan ketinggian maksimal 50 meter,'' kata Koordinator Pos Pengamatan Gunung Slamet, Sudrajat, Rabu (17/9).

Aktivitas Gunung Slamet, sebelumnya mengalami kenaikan status Siaga (level 3), pada 12 Agustus 2014 lalu. Sejak itu, Gunung Slamet dengan tipe letusan stromboli secara periodik melontarkan lava pijar dan letusan asap kelabu, disertai suara dentuman, gemuruh dan gempa tremor yang terus menerus.

Puncak dari aktivitas Slamet selama periode itu, terjadi pada Kamis (11/9) dan Jumat (12/9). Pada Kamis pekan lalu, suara dentuman dari Gunung Slamet terdengar keras, bahkan hingga wilayah DAS Serayu Kabupaten Banyumas, yang berjarak lebih dari 25 km dari puncak.

Kemudian pada Jumat pekan lalu, frekwensi dentuman mulai menurun, meski pun masih beberapa kali terdengar. Setelah itu, pada Sabtu (13/9) hingga Selasa (17/9) kemarin, Gunung Slamet seperti tiba-tiba tertidur.

Hasil rekaman seismograf yang terpasang di pos pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, mencatat aktivitas gempa vulkanik yang benar-benar nihil. Jarum seismograf bergerak lurus di kertas catatan, yang menunjukkan tidak adanya aktivitas sama sekali.

Demikian juga kepulan asap yang terjadi puncak Slamet. Petugas hanya mencatat terjadi tiga kali kepulan asap putih tipis, dengan ketinggian maksimal 50 meter. Untuk itu, suara dentuman yang beberapa kali kembali terdengar warga Kota Purwokerto pada Rabu (17/9) ini, membuat warga Kota Purwokerto merasa cemas.

"Ini kenapa Gunung Slamet? Sudah adem kok sekarang meletus lagi?,'' kata Ny Atik (52), warga Perumahan Purwosari Kecamatan Purwokerto Utara.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Surono, dalam pesan singkatnya mengatakan Gunung Slamet memang kembali mengalami erupsi. Letusan antara lain terjadi pada pukul 10:37 WIB dan pukul 10:47 WIB. 

''Letusan disertai dengan dentuman, dengan kepulan asap kelabu tebal setinggi 1.000 meter dari puncak,'' katanya.

Meski demikian, dia meminta masyarakat tetap diminta tenang. Status Gunung Slamet, sejauh ini tetap Siaga dan areal berbahaya masih di radius 4 kilometer dari puncak. ''Di luar radius tersebut, masyarakat  aman-aman dan dapat beraktivitas seperti biasa,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement