REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meminta agar Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) memberi pelatihan keterampilan. Sehingga para mantan TKI atau TKI purna bisa menjalankan usaha meningkatkan kesejahteraan keluarganya di Indonesia.
Demikian dikatakan Zainuri (40), warga Jejeran, Wonokromo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 'Temu Wicara dan Ekspo TKI Purna' di Lapangan Paseban Bantul, Rabu (17/9). Zainuri yang menjadi TKI di Malaysia tahun 1999-2005 mengaku belum pernah mendapat bimbingan dari BNP2TKI untuk membuka usaha setelah tidak menjadi TKI.
"Saya termasuk TKI Purna yang belum berhasil. Ketika baru pulang dari Malaysia, saya punya uang untuk membuka usaha, tetapi tidak berhasil," kata Zainuri di Bantul, Rabu (17/9). Bahkan dia mengaku pernah ditipu orang dan mengalami kerugian Rp 9 juta.
Waktu itu, dirinya diajak untuk membuka usaha bersama. Namun usahanya tidak pernah terealisir dan orang yang mengajaknya melarikan diri.
Saat ini, kata Zainuri, dirinya bekerja serabutan. "Saat ini saya bekerja di BCA, tetapi bukan bank. Melainkan Bagian Campur Aduk (BCA) di bangunan alias buruh bangunan," seloroh Zainuri.
Zainuri juga mengatakan istrinya juga mantan TKI dan kini menggeluti usaha menjahit. "Kalau bisa BNP2TKI memberi pelatihan dan modal usaha," harap Zainuri.
Karena itu, Zainuri mengusulkan agar BNP2TKI melakukan pembinaan terhadap calon mantan TKI yang hendak pulang ke Indonesia. Sehingga para mantan TKI sudah memiliki ketrampilan dan bisa membuka usaha sesuai dengan minatnya.