REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pesawat MI-8 yang menjadi andalan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk memadamkan api di lahan terbakar kini tidak bisa terbang karena menunggu suku cadang dari Dubai.
"Sebenarnya onderdil itu tiba di Palangka Raya, Selasa (16/9), tapi karena kondisi kabut asap cukup tebal dan jarak pandang hanya 700 meter, terpaksa pesawat yang membawanya singgah di Balikpapan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Muchtar di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan terbangnya Pesawat MI-8 sangat dibutukan untuk memadamkan lahan, khususnya di lokasi Taman Nasional Sebangau yang kembali terbakar, Minggu (14/9), dengan luas mencapai 50 hektare.
"Kalau hanya tim darat manggala Agni memadamkan lokasi TN Sebangau, bisa-bisa lima hari baru padam. Makanya kami berharap onderdil itu bisa segera datang sehingga MI-8 bisa segera terbang kembali," kata Muchtar berharap.
Sementara Kepala BKSDA Kalteng Nandang Prihadi mengatakan bahwa kebakaran di TN Sabangau harus segera diatasi agar tidak menyebar ke lahan lainnya dan mengganggu aktivitas binatang yang hidup di wilayah tersebut.
"Kami memang belum menerima informasi ada hewan yang masuk ke pemukiman masyarakat. Namun perkiraan kami, kalau terus menerus TN Sebangau terbakar pasti akan mengganggu burung, uwa-uwa maupun orang utan," kata Nandang.
Dia mengatakan bahwa tim BKSDA bersama Manggala Agni Kalteng telah berupaya keras agar kebakaran itu tidak meluas, terlebih dengan tidak bisa terbangnya pesawat MI-8 untuk membantu upaya pemadaman api.
"Lokasi TN yang terbakar sekarang ini memang dekat sungai, sehingga persediaan sumber air cukup. Tapi tetap harus diwaspadai menyebar hingga ke dalam hutan. Kalau itu terjadi, tim darat pasti kesulitan memadamkan," ujar Nandang.