Selasa 16 Sep 2014 18:03 WIB

Puluhan Petani Tebu Datangi Kantor Transisi Jokowi-JK

Kantor transisi Jokowi-JK di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Senin (4/8). (Republika/ Yasin Habibi).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kantor transisi Jokowi-JK di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Senin (4/8). (Republika/ Yasin Habibi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan petani tebu dari Blora, Jawa Tengah, mendatangi Kantor Transisi Jokowi-JK di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/9) siang.

Para petani tebu yang mengenakan pakaian serbahitam lengkap dengan ikat di kepala itu mendatangi Kantor Transisi didampingi seniman Butet Kertaradjasa. Mereka diterima Ketua Deputi Transisi Rini Soemarno.

Butet mengaku menemani para petani tebu yang nasibnya terancam dengan kebijakan pemerintahan yang tidak pro-petani. "Pemerintah SBY membuka keran impor 3,6 juta ton gula per tahun, sehingga harga gula jatuh dan gula dari petani tidak laku," kata Butet kepada wartawan.

Keluhan yang sama juga dilontarkan Ketua Asosiasi Petani Tebu Blora, Anton Sudibyo. Dia mengeluhkan pemerintah saat ini kurang peka dengan kondisi petani tebu. "Setiap kami akan panen, pasti akan terjadi impor besar-besaran. Sehingga kami kesulitan untuk mengembalikan modal," kata dia.

Anton berharap Jokowi yang sebentar lagi diangkat menjadi presiden memperhatikan nasib petani, mayoritas penduduk Indonesia. Jokowi harus mengurangi impor pangan yang sangat merugikan petani. "Tanpa kebijakan pro-petani kami tidak yakin bisa hidup," kata dia.

Pihaknya mendesak pemerintah baru nanti untuk mengurangi impor pangan terutama tebu hingga 80 persen. Bahkan kalau perlu hingga 100 persen atau tidak impor pangan sama sekali. Sebab, kondisi petani saat ini sangat menyedihkan.

"Kami menunggu 12 bulan baru mendapat duit dari panen. Kalau pegawai kan enak tiap bulan dapat duit," cetusnya.

Anton berterima kasih kepada Tim Transisi yang telah bersedia menemuinya. "Kami diterima dengan baik dan dalam waktu dekat ini mereka (tim transisi) akan berangkat ke Blora untuk melihat kondisi petani tebu," kata dia.

Deputi Transisi Hasto Kristiyanto menyambut baik kedatangan petani yang mengeluhkan maraknya impor gula dari luar negeri. " Mereka datang dengan spirit baru bahwa kebijakan yang terlalu membuka ruang rafinasi harus dikoreksi. Mosok sekian tahun kita tergantung dengan impor gula," kritik Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement