REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Musim kemarau membuat tiga sumber mata air yang digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi mengalami kekeringan. Akibatnya debit air yang diproduksi PDAM mengalami penurunan.
Mata air pertama PDAM yang mengalami kekeringan adalah Batu Karut yang berlokasi di Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Dalam kondisi normal debit air mencapai sekitar 150 liter per detik, saat ini menjadi 69 liter per detik.
Kondisi serupa terjadi di sumber air Cigadog, Selabintana, Kabupaten Sukabumi yang mencapai sebnyak 34 liter per detik. Padahal, normalnya mencapai 50 liter perdetik. Terakhir, sumber mata air Cinumpang debit airnya turun dari 250 liter per detik menjadi 200 liter per detik.
Direktur PDAM Kota Sukabumi, Anton Rachman mengatakan turunnya debit air didasarkan hasil pantauan secara langsung pada Senin (15/9) lalu. Penurunan debit air mencapai 50 persen dibandingkan kondisi normal.
Anton menjelaskan bila dalam sebulan tidak turun hujan maka dipastikan pasokan air kepada masyarakat aakan terhambat. Sebab debit air diperkirakan akan semakin berkurang. Untuk mengantisipasi terus berkurangnya debit air, PDAM bisa melakukan pengaktifan enam sumur bor. Meskipun produksi air bersihnya masih terbatas yakni 36 liter per detik.
Kepala Bagian Produksi dan Distribusi PDAM Kota Sukabumi, Toto Sucipto menambahkan, saat ini PDAM memang telah mengurangi pasokan air khususnya di daerah utara Sukabumi. Namun, secara umum PDAM masih bisa melayani kebutuhan warga akan air bersih.