REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim arkeolog, mulai akan meneliti Situs Gunung Padang pada Sabtu (20/9). Arkeolog tersebut, berasal dari Tim Nasional (Timnas) Peneliti bentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kedatangan tim arkeolog tersebut, diyakini akan semakin menguak misteri situs yang diprediksi akan mengangkat kebesaran peradaban bangsa Indonesia.
"Tanggal 20 (September) datang tim arkeolog dari pusat," ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, menghadiri Rapat Pimpinan Pemerintah Provinsi Jabar, di Gedung Sate, Bandung, Senin (15/9).
Menurut Deddy, kehadiran tim arkeolog tersebut sangat penting agar penelitian bisa berjalan sebaik mungkin. Sebab, dalam penelitian seperti ini banyak menimbulkan friksi di antara satu sama lainnya. Tapi, Deddy yakin kehadiran arkeolog mampu menyuguhkan penelitian yang objektif.
"Penelitian seperti ini banyak sekali friksinya. Bahkan sampai berujung pada pembunuhan," kata Deddy.
Saat ditanya tentang kehadiran TNI di Gunung Padang, Deddy mengaku, memang melibatkan TNI dalam pengamanan penelitian tersebut. Ini dilakukan, untuk menjaga keamanan peneliti dan kawasan situs itu sendiri. Apalagi, saat ini muncul berbagai opini terkait penelitian Situs Gunung Padang, baik oleh pihak yang setuju maupun yang menentang.
"Lebih ke konstruksi, jangan sampai ada kerusakan. Juga untuk pengamanan, jangan sampai ada yang merusak suasana, seperti dulu ada pemukulan dan lain-lain," katanya.
Deddy pun menyambut baik kehadiran TNI dalam proses eskavasi Gunung Padang. Menurutnya, keberadaan TNI akan membantu proses eskavasi, pengamanan, hingga sosialisasi terhadap masyarakat di sekitar lokasi situs.
Deddy berharap, dengan kehadiran TNI, tidak akan terjadi lagi insiden antara masyarakat dengan tim peneliti Gunung Padang. Agar TNI, bisa membantu agar konstruksi tidak roboh saat eskavasi. ''Kemudian bagaimana sosialisasinya kepada masyarakat, jangan sampai terjadi insiden kayak dulu," katanya.