REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PANJANG -- Sebagian besar warga Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) mendatangkan sapi untuk hewan kurban pada Idul Adha dari luar daerah karena ketersediaannya di daerah itu sedikit, kata pejabat pemerintahan setempat.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Padang Panjang, Nasrul di Padang Panjang, Senin, mengatakan sekitar 90 persen warga daerah itu mendatangkan sapi kurban dari luar daerah, seperti Kabupaten Padangpariaman, Solok, Payakumbuh dan Tanah Datar.
Kurangnya stok sapi untuk kurban di Padang Panjang disebabkan masyarakat di kota yang berjuluk "Bumi Serambi Mekah" itu banyak yang memelihara sapi perah, katanya.
"Selain itu, masyarakat di sini juga jarang yang memelihara sapi betina, sehingga pertumbuhan populasi ternak sapi di Padang Panjang tidak signifikan," sebutnya.
Selain dominan memelihara sapi jantan, lahan untuk beternak juga menjadi kendala mengingat luas lahan di Padang Panjang itu terbatas, katanya.
Sementara untuk mendapatkan sapi dari luar daerah, masyarakat atau panitia kurban hanya menghubungi tauke sapi, tanpa harus membeli langsung ke pemilik sapi.
"Kebiasaan masyarakat atau panitia masjid membeli hewan kurban melalui tauke sapi atau agen penyalur sapi kurban saja. Dan tauke itu langsung mengantarkan sapi ke lokasi pemotongan beberapa hari menjelang hari H," jelasnya.
Mengenai harga, katanya, satu ekor sapi berkisar Rp11 juta sampai Rp14 juta, sedikit lebih tinggi harganya dari sapi yang ada di Padang Panjang.