REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mengakui partai yang dipimpinnya ditawari untuk bergabung ke kubu Prabowo Subianto dan juga kubu Joko Widodo.
"Memang Partai Demokrat dan saya diajak oleh keduanya, dengan cara yang berbeda," katanya lewat kanal youtube yang diunggah pada Ahad malam (14/9).
Namun, kedua tawaran itu ditolak. Ia kembali menjelaskan Partai Demokrat memilih untuk netral dan tidak memihak salah satu kubu. Partai Demokrat ingin berbenah diri dan menjadi penyimbang yang benar bagi pemerintahan mendatang.
Dikatakannya, politik lima tahun ke depan bisa sangat keras jika kedua kubu yang bersaing dalam pilpres tak kunjung mesra. Bisa jadi, lanjutnya, kedua pihak saling mengintip, menjatuhkan, dan menggagalkan usulan dan kebijakan masing-masng. Ia pun menegaskan tak ingin Partai Demokrat berada di situasi seperti itu.
"Itu bukan kepribadian saya, bukan kepribadian Partai Demokrat. Kami punya prinsip dan etika politik sendiri," katanya.
SBY mengatakan Partai Demokrat akan berperan konstruktif ke depan. Artinya, jika ada isu besar yang menurut Partai Demokrat baik, darimanapun idenya muncul apakah kubu Jokowi atau kubu Prabowo maka akan didukung.
"Kami tidak akan melihat darimana kebijakan itu dilahirkan. Itulah hakikat demokrasi yang sehat dan kita anut," katanya.