Ahad 14 Sep 2014 14:58 WIB

Korban Kebakaran Ngungsi ke Sekolah

  Warga kecamatan Tambora mengikuti lomba ketangkasan Satgas pencegahan kebakaran di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Ahad (31/8). (Republika/Yasin Habibi)
Warga kecamatan Tambora mengikuti lomba ketangkasan Satgas pencegahan kebakaran di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Ahad (31/8). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan korban kebakaran di Jalan Jambul Lama, Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, mengungsi di sekolah dan masjid karena tenda pengunsian yang disediakan dinas sosial kurang.

"Untuk sementara kami terpaksa tidur di luar ruangan sekolah karena tenda yang tersedia tidak cukup untuk menampung korban kebakaran," kata salah seorang korban kebakaran, Asmawi di Jakarta, Ahad.

Pada Sabtu (13/9) sore ratusan rumah warga musnah terbakar dan pascapemadaman, pihak Dinas Sosial Jakarta Timur telah mendirikan empat tenda dengan kapasitas 60 orang per tenda dan menyediakan makanan seperti mie instan dan bahan makanan lainnya.

"Empat tenda tersebut tidak mampu menampung korban kebakaran, sehingga ada yang menumpang di rumah saudara dan rumah-rumah warga yang tidak terbakar," kata Asmawi dan mengatakan bahwa isi rumahnya ludes terbakar.

Ia mengatakan kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah warga berlangsung cepat sehingga warga tidak sempat menyelamatkan harta benda, pakaian dan surat-surat berharga lainnya.

"Saat ini yang tersisa hanya pakaian di badan saja, semua harta benda ludes terbakar," katanya.

Ia berharap pemerintah memperhatikan nasib para korban kebakaran ini, misalnya menyalurkan bantuan makanan, pakaian, selimut dan obat-obatan yang cukup.

Selain itu, diharapkan nantinya mempermudah pengurusan pembuatan dokumen-dokumen seperti surat kepemilikan lahan, KTP, ijazah dan lainnya dan bantuan bahan bangunan agar warga bisa memiliki rumah kembali.

"Kami sangat mengharapkan bantuan tersebut, karena seluruh harta dan dokumen hangus terbakar," ujarnya.

Korban lainnya, Rita bersama dua orang anaknya, juga terpaksa tidur di sekolah.

"Untuk malam ini, mungkin harus tidur beralaskan tikar di halaman sekolah, karena belum ada penambahan tenda penampungan," katanya dengan tatapan kosong menatap puing-puing rumahnya yang hangus terbakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement