REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bina Gizi Doddy Izwanrdy mengatakan, pemberian ASI eklusif pada bayi mempercepat perbaikan gizi. Pemberian ASI ekslusif ini, ujar Doddy, sama saja dengan investasi gizi. "Investasi gizi sendiri membantu memutus lingkaran kemiskinan," ujarnya di Jakarta, Jumat, (12/9).
Para ekonom terkenal dunia, kata Doddy, mengatakan investasi gizi merupakan cara investasi yang paling cerdas. Investasi satu dolar pada gizi akan kembali 30 dolar dalam bentuk kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Artinya, ujar Doddy, bayi yang ibunya menerapkan investasi gizi maka saat dewasa orang tersebut tidak mudah sakit, bisa mengikuti pendidikan dengan baik karena cerdas, dan bekerja dengan kuat. Akibatnya negara menjadi maju jika penduduknya seperti itu.
"Makanya jangan meremehkan asi ekslusif sebagai investasi gizi pada bayi. Sebab manfaatnya luar biasa," kata Doddy.
Dalam ajaran agama apapun, ujar Doddy, disebutkan bayi harus mendapatkan susu ibu antara enam sampai dua tahun. Makanan yang pertama kali dikenal anak itu asi, sangat disayangkan kalau bayi diberi makanan di luar dari ibunya.
Dalam memberikan asi bagi bayi, terang Doddy, ibu harus dalam kondisi yang baik secara fisik maupun mental karena membutuhkan oksitosin yang mendorong keluarnya asi. Makanya ibu yang baru menyusui harus mendapatkan dukungan dari suami, mertua, masyarakat, juga tempat ia bekerja.