Jumat 12 Sep 2014 17:07 WIB

Mayoritas Rumah Makan di Yogya Buang Limbah Sembarangan

Rep: Yulianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rumah makan (ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Rumah makan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagai kota pariwisata, Yogyakarta memiliki banyak sekali rumah makan. Namun ironisnya 90 persen rumah makan di Kota Gudeg ini ditengarai membuang limbahnya secara sembarangan. Hal ini diketahui dari hasil uji petik yang dilakukan tim dari Pemkot Yogyakarta, beberapa hari lalu.

Tim gabungan ini melakukan razia di beberapa rumah makan di Kota Yogyakarta dan hasilnya 90 persen di antaranya membuang limbahnya ke selokan jalan. Tim gabungan sendiri terdiri atas Dinas Ketertiban, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) dan Badan Lingkungan Hidup (BLH).

Kasie Perencanaan Operasional Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta, Budi Santosa mengatakan, pihaknya menyasar lima warung makan di  Kecamatan Umbulharjo tepatnya di i Jalan Timoho, Jalan Veteran dan Jalan Pramuka. Hasilnya dari lima warung makan tersebut, hanya satu warung yang melakukan pengolahan limbah mandiri.

"Sisanya dibuang ke selokan," katanya, Jumat (12/9).

Padahal kata dia, Pemkot Yogyakarta sudah memiliki Perda No 6 tahun 2009 tentang Air Limbah Domestik. Dalam Perda itu kata dia diatur bahwa  setiap limbah yang dihasilkan dari usaha maupun perorangan tidak boleh langsung dibuang ke tanah, sungai atau selokan.

Melainkan harus diolah terlebih dahulu melalui sistem pengolahan air limbah. Sistem pengolahan tersebut menjadi kewajiban pengguna.

Pihaknya menengarai, jumlah warung makan yang membuang limbahnya sembarang cukup banyak. Razia tersebut akan terus digalakkan ke warung makan lainnya.

Sebab kata dia, pembuangan limbah ke selokan tanpa pengolahan itu tidak bisa dibenarkan. Para pengusaha rumah makan yang terbukti membuang limbah sembarangan itu pun kini tengah diproses untuk dugaan tindak pidana ringan atau tipiring. "Kalau alasannya karena belum dialiri saluran limbah, tetap tidak dibenarkan," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement