REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Bidang Gas Elpiji Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Migas DPC Bandung - Sumedang, Tua Siagian khawatir naiknya harga gas elpiji tabung 12 Kg, akan membuat penjualan gas elpiji tabung 3 Kg tidak tepat sasaran, karena banyak pengusaha yang beralih ke gas bersubsidi itu.
''Pasti ada kemungkinan untuk migrasi ke gas 3 Kg. Karena kekhawatiran pengusaha terhadap daya beli masyarakat. Kalau tidak ada kesadaran dari pengusaha, ya celaka,'' katanya saat dihubungi Republika.
Ia mengatakan bahwa gas melon hanya diperuntukkan bagi rumah tangga dan usaha mikro berdasarkan permen ESDM no 8 tahun 2006. Sehingga, pengusaha yang beromzet diatas Rp 1 juta rupiah dilarang untuk menggunakan gas elpiji 3 Kg.
Bahkan masih saja ada aparat yang memiliki jabatan tinggi masih menggunakan gas bersubsidi. Padahal, menurut Tua, hal tersebut sudah tidak diperbolehkan. ''Saat ini, 75 persen sudah sadar untuk membeli gas 12 Kg. Sisanya 25 persen masih tidak mau. Bahkan ada yang marah -marah saat ditegur," ujarnya.
Tua melanjutkan di Sumedang masih ada pengusaha tahu yang menggunakan gas melon, hingga 125 tabung perhari. Setelah ditegur kemudian mereka beralih ke gas 12 Kg.
Meski demikian, ia menyadari bahwa pertamina tidak bisa menghindari keputusan untuk menaikan harga gas non -subsidi mengingat saat ini pertamina sudah mengalami kebobolan anggaran. Hal tersebut, katanya. membuat pertamina terancam akan dipidakan
''Kenaikan tersebut berdasarkan rekomendasi BPK. Untuk menekan kerugian. Apabila tidak diikuti maka pertamina akan dipidanakan," ucapnya.
Menurutnya kenaikan ini akan terus berlanjut setiap enam bulan. Karena harga yang ada saat ini masih belum menutupi kerugian pertamina. Idealnya harga elpiji adalah Rp 12.300, walaupun masih fluktuatif tergantung harga gas dunia. HISWANA Migas menghimbau kepada pangkalan -pangkalan untuk mengontrol masyarakat yang terlihat mampu untuk melarang membeli gas 3 Kg.
''Menghimbau kalau ada warga yang memakai mobil agar jangan membeli gas tiga kilo,''ujar Tua.
Sementara Bupati Bandung, Dadang M Nasher mengatakan pemda tidak bisa berbuat banyak dari kenaikan harga gas ini. Menurutnya, kebijakan tersebut berdasarkan hasil evaluasi pemerintah pusat.
''Saya tidak bisa berbuat banyak. Karena ini urusan nasional, tinggal daerah aja yang ketempuan dampak sosialnya,''katanya kepada Republika.
Dadang menghimbau agar masyarakat lebih dewasa dalam menyikapi naiknya harga elpiji 12 Kg ini. Supaya tidak terjadi kelangkaan dipasaran dan harga -harga tidak mengalami kenaikan.
''warga juga harus lebih bijaksana dalam membeli. Apalagi pengusaha, jangan tiba -tiba menaikkan harga. Apalagi ada kemungkinan warga.beralih ke gas tiga kilo,'' ujarnya.
Ia pun menegaskan akan menindak tegas bagi agen -agen yang ketahuan menimbun gas. ''kita akan tindak apabila ditemukan adanya penimbunan. Kita sudah kirimkan tim serta intel untuk mengecek dilapangan,'' ucapnya.