Jumat 12 Sep 2014 16:15 WIB

Lebih Baik Pakai Kayu Bakar dari pada Gas

Rep: edy setiyoko/ Red: Erdy Nasrul
 Pedagang tengah memasak Lemang menggunakan kayu bakar di kawasan Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).    (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Pedagang tengah memasak Lemang menggunakan kayu bakar di kawasan Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/7). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Pemilik warung makan di Wonogiri, Suwarni (48), beralih ke kayu sebagai bahan bakar memasak. Ini salah satu upaya menghindari cara menaikkan harga makanan.

''Kalau harga makanan dinaikkan, pembeli kaget. Biasa jadi kapok makan di sini. Kami yang rugi, bisa kehilangan pelanggan,'' katanya.

Baca Juga

 

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Wonogiri, Guruh Santoso, melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Joko Pramono, menandaskan elpiji 12 Kg bukan termasuk sasaran dalam kewenangan.

Soalnya, komoditas itu termasuk barang non-subsidi. Ia juga memprediksi akan ada 'migrasi/ dari tabung 12 Kg ke tabung tiga kilogram. Ini, kata dia, sebagai konsekwensi atas kebijakan itu.

 

Memang, kenaikkan elpiji 12 Kg membuat pedagang makanan kelabakan. Soalnya, mau tidak mau harus menaikkan harga dagangan.

''Kalau pedagang tidak menaikkan harga dagangan ya rugi. Daripada rugi, pasti kita tetap naikkan harga dagangan saya,'' kata pemilik warung makan di Solo, Ester Susiani (50).

 

Menurut Ester, kebijakan menaikkan harga LPG 12 Kg itu dianggap hanya akan menyulitkan penjual makanan. Ia memprakirakan, kalau harga dagangan naik membuat gejolak pembeli.

''Bisa jadi, kami kehilangan pelanggan. Atau pembeli kapok makan d sini, karena merasa harganya mahal,'' katanya.

 

'Gara-gara pembatasan BBM jenis solar saja, kemarin, kiriman ikan mangut sudah tidak ada. Padahal, banyak peminat pelanggan di sini. Ditambah lagi, ini elpiji naik lagi. "Ya, paling nanti pelanggan saya banyak yang pergi,  kalau harga makanan saya naikkan''.

 

Seorang karyawan warung makan ikan goreng, M Roffi, mengatakan, kenaikkan harga jual elpiji 12 Kg bakal diikuti kenaikkan harga menu makanan.

''Harga menu di restoran kami bekerja, jelas juga akan menaikan harga jual makanan,'' tambahnya. Jadi, harga makanan tinggal mengikuti saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement