Jumat 12 Sep 2014 00:55 WIB

Jokowi Kembali Tekankan Pentingnya Bendungan, Kenapa?

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
Presiden terpilih 2014-2015 dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo saat diskusi bersama jajaran redaksi harian Republika di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden terpilih 2014-2015 dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo saat diskusi bersama jajaran redaksi harian Republika di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengomentari bencana kekeringan yang menyebabkan ribuan hektare lahan pertanian terancam gagal panen.

Menurutnya, hal itu terjadi karena pemerintah tak menyiapkan sistem untuk mengantisipasi bencana kekeringan tersebut. 

Ke depan, kata dia, pemerintah harus fokus menyediakan air untuk lahan pertanian. Caranya dengan membangun banyak bendungan.  

"Prioritasnya cari air. Bikin bendungan, terus bikin irigasi sehingga mengalir sampai sawah," kata presiden terpilih yang baru akan dilantik pada 20 Oktober mendatang tersebut, Kamis (11/9). 

Selain membangun bendungan baru, kata Jokowi, pemerintah juga harus melakukan pemeliharaan rutin pada bendungan dan saluran irigasi yang sudah ada. Tujuannya agar bendungan bisa berfungsi maksimal dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

Memang, janji kampanye Jokowi antara lain membangun 25 bendungan baru dalam lima tahun. Bendungan tersebut akan dibangun di lumbung-lumbung padi di seluruh Indonesia. 

Program membangun bendungan ini sejalan dengan target menciptakan dua juta hektare sawah demi mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. 

"Coba, sudah berapa puluh tahun kita tidak bangun bendungan baru?" tanya Jokowi. 

Saat ini, sedikitnya tujuh provinsi di Indonesia mengalami kekeringan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, kekeringan telah melanda 783 desa di 148 kecamatan yang tersebar di 23 kabupaten.   

Kepala BNPB Sutopo mengatakan, kekeringan tersebut menyebabkan lebih dari 1.900 hektare lahan pertanian terancam gagal panen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement