Jumat 12 Sep 2014 00:28 WIB

Jerman Tertarik Lulusan SMK Asal Jatim

Rep: c54/ Red: Mansyur Faqih
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: lensaindonesia
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jerman menawarkan kesempatan bekerja bagi lulusan SMK asal Jawa Timur (Jatim). Tawaran kerja sama tersebut disampaikan Koordinator Program DIHK (Kadin Jerman) Andreas Gosche pada acara Seminar Nasional bertema Harmonisasi Pendidikan Vokasi dengan Dunia Industri di Surabaya, Kamis (11/9).

Dalam siaran pers yang diterima Republika, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk Jerman Agus Rubiyanto menegaskan tawaran kerja sama tersebut kepada Gubernur Jatim Soekarwo. Pada kesempatan itu, Agus menerangkan, saat ini lowongan pekerjaan di Jerman sangat luas dan banyak. 

Ada enam juta lowongan kerja yang ditawarkan untuk lulusan SMK. Jatim pun diharapkan dapat mengirim sebanyak-banyaknya. Menurut Agus, pekerjaan yang ditawarkan umumnya yang bersifat teknis, sesuai dengan kualifikasi lulusan SMK. 

Namun, ujar dia, gaji untuk jenis-jenis pekerjaan teknis di Jerman jauh lebih besar daripada pekerjaan kantoran pada umumnya.

"Di Jerman, sebagai tenaga kerja pembersih kaca gedung itu gajinya lebih tinggi dibandingkan dengan gaji seorang sarjana. Contoh lain, tenaga tukang batu gajinya juga jauh lebih besar dibanding tenaga kantoran atau seorang sarjana," kata Agus. 

Menanggapi kesempatan tersebut, Sukarwo mengaku sangat bergairah. Menurut dia, Jatim harus segera membenahi sistim pendidikan di SMK demi mencetak lulusan yang memenuhi kualifikasi.

Menurut Soekarwo, upaya yang akan dilakukan antara lain mengubah kurikulum. Yaitu dari sebelumnya 40 persen praktik-60 persen teori menjadi 70 persen praktik dan 30 persen teori.

Menurut Soekarwo, kerja sama Pemrov Jartim dengan Jerman sudah ditandatangani. Meski pun implementasinya baru akan dimulai pada 2015. 

Soekarwo menyatakan, kesanggupan mengisi seribu posisi saja merupakan sebuah keuntungan. Hal itu juga akan mendongkrak citra lulusan pendidikan asal Jatim.

"Image dunia internasional pun mengakui akan kemampuan generasi muda Jatim itu jauh lebih baik dari yang mereka kira. Kelasnya tidak hanya kelas Asean, tapi sudah kelas internasional," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement