Kamis 11 Sep 2014 21:52 WIB

Indonesia Minim Tenaga Psikiater

Rep: c92/ Red: Agung Sasongko
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI,Psikiater Nova Riyanti Yusuf, Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes Edward Riyadi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dr. Dien Ermawati M.Kes, pada peluncuran Mobile Mental Health Service.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI,Psikiater Nova Riyanti Yusuf, Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes Edward Riyadi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dr. Dien Ermawati M.Kes, pada peluncuran Mobile Mental Health Service.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Jumlah psikiater di Indonesia saat ini masih sangat minim. Ketua Perhimpunan Spesialis Kedokteran Jiwa, Danardi Sosrosumihardjo mengatakan jumlah psikiater yang tersedia untuk seluruh wilayah Indonesia saat ini hanya 820 psikiater.

Selain jumlahnya sangat minim, penyebaran tenaga psikiater ini juga masih belum merata. Danardi mengatakan, para psikiater ini umumnya tersebar hanya di tingkat provinsi saja. Namun, khusus di Jawa penyebarannya sudah sampai ke tingkat kabupaten.

"Sesungguhnya tidak cukup tapi kami berjabatan dengan 7.000 psikolog, perawat jiwa, guru, ulama, kami melakukan koordinasi dan pelatihan-pelatihan," kata Danardi, Kamis (11/9).

Terkait dengan hal ini, Albert Maramis dari WHO mengatakan kurangnya tenaga medis terkait dengan minat masyarakat untuk belajar tentang kesehatan jiwa. "Dulu agak kecil, belakangan trennya membaik," kata Albert.

Selain minat, masalah tenaga medis juga terkait dengan minimnya pusat pendidikan kesehatan jiwa. Saat ini hanya ada 10 pusat pendidikan kesehatan jiwa di Indonesia.

Untuk tetap memberikan pelayanan yang baik, Albert mengatakan ada dua hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pertama, memperbesar jumlah tenaga psikolog dan psikiater dan kedua meningkatkan kapasitas tenaga medis yang sudah ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement