Kamis 11 Sep 2014 17:54 WIB

Jambi Berani Tutup Lokalisasi, Ini Alasannya

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Julkifli Marbun
Kawasan lokalisasi Dolly ketika masih beroperasi.
Foto: Antara
Kawasan lokalisasi Dolly ketika masih beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penutupan lokalisasi Dolly di Kota Surabaya menjadi model di daerah lain di Indonesia, salah satunya Kota Jambi. Kesuksesan penutupan Dolly merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Sosial dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kota Surabaya.

Wali Kota Jambi, Syarif Fasha mengatakan, kesuksesan Kemensos bersama Walikota Surabaya menutup lokalisasi Dolly mendorong pihaknya untuk ikut menutup lokalisasi di Jambi. "Lokalisasi di Kota Jambi terdapat di Payo Sigadung dan Langit Biru akan ditutup, 15 September 2014 akan dideklarasikan pendahuluan untuk penutupan di lokalisasi tersebut," katanya, Kamis, (11/9).

Sementara itu, Direktur Rehabilitasi Tuna Sosial, Sonny Manalu mengatakan, kedatangan Wali Kota Jambi sebagai kelanjutan dari pertemuan untuk membahas rencana penutupan lokalisasi tersebut. Persoalan penanganan masalah prostitusi termasuk kategori masalah kesejahteraan sosial.

Di Indonesia, terang  Sonny, jumlah lokalisasi masih banyak dengan jumlah WTS lebih dari 10.000 orang yang terbagi dalam beberapa kelas. Kelas tersebut berdasarkan pelayanan bagi para pelanggannya.

Hasil penelitian Kemensos, ujar Sonny, menunjukkan  80 % WTS mengidap penyakit seksual menular, 35 % terinfeksi HIV, serta penyakit lainnya. Namun dampak buruk yang mencengangkan adalah kondisi anak-anak usia dini yakni lima sampai delapan tahun sudah diperkenalkan dengan praktek ‘hubungan’ orang dewasa, seperti kasus di lokalisasi Dolly.

Makanya, kata Sonny, untuk mengurangi dampak buruk ini. Lokalisasi mesti ditutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement