Kamis 11 Sep 2014 16:28 WIB

Kekayaan Alam Tegalwaru Perlu Dikaji

Antrean kendaraan tampak memadat di Simpang Jomin Cikampek, Karawang,Kamis(24/7).
Antrean kendaraan tampak memadat di Simpang Jomin Cikampek, Karawang,Kamis(24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan kekayaan alam di wilayah Karawang Selatan atau sekitar Tegalwaru perlu dikaji secara mendalam menyusul tingginya potensi kerusakan lingkungan di daerah tersebut.

"Beberapa waktu lalu, kami telah mengajukan permohonan agar Pemprov Jabar melakukan pengkajian tentang potensi kekayaan alam di sekitar Karawang selatan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat Samsuri, di Karawang, Kamis.

Dikatakannya, dengan dilakukannya pengkajian tentang potensi kekayaan alam di sekitar wilayah Karawang selatan, maka akan terjaga kekayaan alam di kawasan tersebut.

Selain itu, kerusakan lingkungan di sekitar kawasan Karawang selatan juga bisa terminimalisir setelah dilakukan pengkajian oleh Pemerintah Provinsi Jabar.

Ia menilai potensi kerusakan lingkungan hidup cukup tinggi karena daerah sekitar Tegalwaru yang merupakan kawasan pegunungan itu masuk dalam wilayah pertambangan.

"Dengan adanya kajian, paling tidak kegiatan pertambangan di kawasan itu bisa terkontrol dengan baik dan dapat dibatasi," katanya.

Pengkajian di sekitar Kecamatan Tegalwaru juga perlu dilakukan agar "kasus" yang terjadi di sekitar Kecamatan Pangkalan tidak terulang.

"Kasus" kerusakan lingkungan hidup di sekitar Pangkalan itu sendiri terjadi akibat tingginya kegiatan pertambangan liar atau tak berizin di kawasan tersebut.

"Tetapi saya kira harus ditentukan, isu sekitar Karawang selatan itu harus dipertegas apakah berkaitan dengan izin (maraknya pertambangan liar) atau isu lingkungan hidup," kata Samsuri.

Sementara itu, sesuai informasi yang berhasil dihimpun Antara, di sekitar Kecamatan Tegalwaru terdapat sejumlah kegiatan pertambangan. Bahkan diduga terdapat kegiatan pertambangan liar di kawasan itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement