REPUBLIKA.CO.ID, Elpiji bersubsidi takaran 3 kilogram mulai langka di Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru, yang diakui para pedagang merupakan dampak dari kenaikan harga gas nonsubsidi sejak Rabu (10/9).
"Sejak ditetapkan harganya naik, banyak masyarakat yang kemudian beralih dari gas non subsisi takaran 12 kilogram ke yang 3 kilogram," kata Dayat (31), pedagang eceran elpiji di Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Kamis.
Dayat mengakui kesulitan untuk mendapatkan gas bersubsidi sejak beberapa hari terakhir sehingga tidak lagi ada stok di warung miliknya.
Kata dia, sejak tiga hari terakhir banyak warga yang membeli tabung gas bersubsidi dan kemarin elpiji takaran 3 kilogram sudah habis.
"Saya sudah cari ke sejumlah agen dan gudang tapi habis. Mungkin baru ada setelah beberapa hari kedepan," katanya.
Di Kelurahan Kulim, dari sekian banyak pengecer elpiji bersubsidi, hanya ada beberapa yang memiliki stok dan mereka menjualnya dengan harga yang lebih mahal.
"Ada tapi harganya Rp18 ribu per tabung," kata Anjas (45), seorang pemilik warung barang-barang harian yang juga menjual gas bersubsidi di Jalan Seroja.
Harga yang ditetapkan pedagang itu jauh lebih mahal dari harga biasanya yang hanya Rp15 ribu sampai Rp16 ribu per tabung.