Kamis 11 Sep 2014 03:54 WIB

Tiga Aspek Penyebab Lahan Pertanian Kekeringan

Rep: C84/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktur Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Dodik Ridho Nurrochmat mengatakan, kekeringan yang tengah melanda sejumlah lahan pertanian di Indonesia tak lain dan tak bukan karena kurang seriusnya pemerintah menggarap infrastruktur.

Kata Dodik, ada tiga aspek yang membuat hal ini terjadi, yang pertama adalah masalah irigasi. Menurutnya, irigasi merupakan komponen utama dalam timbulnya kekeringan di sejumlah lahan pertanian di Indonesia.

"Irigasi kita banyak yg sudah rusak, sementara pembangunan irigasi yang baru juga masih sangat minim," ujarnya kepada Republika, Selasa (9/9).

Menurutnya, infrastruktur irigasi yang ada di pulau Jawa masih sangat terbatas dan juga sudah tua, sedangan infrastruktur irigasi di luar jawa masih sangat kurang. Selanjutnya, pemeliharaan irigasi itu sendiri yang dinilai masih belum maksimal. Dia mengatakan bahwa beberapa model pintu-pintu irigasi yang dibuat tidak sesuai, seperti yang harusnya dari atas ke bawah justru dari bawah ke atas dan begitu sebaliknya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa banyak juga irigasi yang sudah dibuat namun terlantar akibat tidak dikelola secara maksimal. Yang ketiga ialah kurang diberdayakannya kelembagaan kelompok pemakai/pengguna air. "Perlu penguatan kelembagaan kelompok tersebut," sambungnya.

Dodik menambahkan, dengan adanya kelembagaan kelompok pemakai air akan membuat irigasi berjalan maksimal. Menurutnya, di luar jawa, kelembagaan kelompok seperti ini masih sangat minim. 

Selain ketiga komponen tersebut, ia juga menegaskan bahwa perlunya melakukan rehabilitasi lahan-lahan kritis untuk jangka panjang. Ia menegaskan bahwa rehabilitasi lahan-lahan kritis seperti yang sudah dilakukan di lahan pertanian di Wonogiri, Jawa Tengah, dan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta sangat berguna membenahi masalah kekeringan. "Setelah dilakukan rehabitasi di dua daerah tersebut, masa-masa air mulai muncul dengan sendirinya," lanjut Dodik.

Untuk solusi jangka panjang, Dodik berharap pemerintah mampu melakukan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan lingkungan secara maksimal agar tak terjadi masalah kekeringan yang kerap menimpa para petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement