REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, tak akan masuk ke partai politik lain setelah mundur dari Partai Gerindra.
"Saya ga mau ke politik lagi. Setelah tiga tahun kita lihat aja," terang Ahok di Jakarta, Rabu (10/9).
Di sisa tiga tahun jabatannya, Ahok memilih berkonsentrasi untuk mengurus Jakarta. Ahok pun menyatakan tak mau menjadi budak DPRD jika terpilih lagi pada periode mendatang.
Menurutnya yang bisa mengontrol hanya rakyat. Sementara DPRD hanya mengawasi, menjalankan fungsi anggaran, dan legislasi.
"Saya kalau terpilih pun di 2017, saya ga mau jadi budak DPRD,"ujarnya.
Menurut Ahok, sikap itu dapat menjadi pelajaran politik bagi masyarakat. Sebelum akhirnya semua kepala daerah dikontrol oleh DPRD dan partai politik.
"Ini mengganggu nurani. Saya katakan, saya tidak mau menjadi kepala daerah kalau saya masih tanggung jawab sama DPRD," kata Ahok.
Menurutnya, mekanisme pemilihan kepala daerah lewat DPRD berlaku bisa memberi peran kontrol yang besar untuk wakil rakyat. "Servis dia aja habis. Ngapain ngurusin 10 juta orang," papar Ahok.
Karenanya, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai Gerindra yang mengusungnya ke kursi pimpinan di DKI. Alasannya, karena keduanya tidak ada kesamaan visi tentang mekanisme pilkada.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini