REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bereaksi keras atas sikap politik Partai Gerindra yang mendukung Pilkada dilakukan lewat DPRD. Ia pun menegaskan akan mundur dari partai yang mengantarkannya ke kursi DKI-2.
Ia mengatakan jika kepala daerah dipilih oleh DPRD, maka tak mungkin ia bisa menjadi wagub seperti saat ini. Sebab, komposisi Gerindra di DPRD DKI Jakarta, saat ia maju dalam Pilgub DKI, sangat kecil.
"Logikanya kalau pake DPRD, Foke (Fauzi Bowo) yang terpilih. Karena hampir semua partai mendukung beliau. Gerindra pada waktu itu hanya memiliki enam kursi di DPRD," katanya, Rabu (10/9).
Ahok pun menegaskan tak akan menyebrang ke partai lain saat sudah resmi keluar dari Gerindra. Ia ingin membuktikan, tanpa dukungan partai pun ia bisa tetap menjalankan roda pemerintahan di DKI Jakarta.
"Saya akan buktikan bahwa tanpa partai pun, sebagai kepala daerah, tetap bisa selama didukung oleh rakyat. Saya bisa tetap jalankan program untuk kesejahteraan rakyat Jakarta," ucapnya.
Sebelumnya, RUU Pilkada yang sudah dibahas selama 10 kali masa sidang DPR atau 2,5 tahun terakhir kembali memanas. Partai yang tergabung dalam koalisi merah putih yakni Gerindra, Golkar, PPP, Partai Demokrat, dan PKS mendukung agar pilkada dilakukan lewat DPRD. Sedangkan PDIP, Hanura, dan PKB mendukung agar pilkada dilakukan secara langsung.