REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan amil zakat nasional (Baznas), mengklaim kesadaran masyarakat akan membayarkan zakat mengalami kenaikan sejak sepuluh tahun terakhir. Kenaikan antara 10-15 persen per tahun ini bagi Baznas sangat positif.
Mengingat, zakat yang dikelola BAZ bisa langsung didistribusikan ke mustahik (penerima). Ketua Baznas Didin Hafidhuddin, mengatakan, jika zakat ini bisa dioptimalkan penghimpunannya, maka bisa meminimalisasi angka kemiskinan.
Beruntung, saat ini penghimpunan zakat trennya mengalami kenaikan terus. "Ini sangat positif," ujarnya, saat di pembukaan Rakernas Baznas, Selasa (9/9).
Selain trennya positif dan menggembirakan, saat ini sudah banyak perusahaan swasta maupun milik pemerintah yang bersinergi dengan Baznas. Termasuk juga dengan pengurus masjid.
Dengan kondisi seperti ini, pihaknya terus berupaya mengoptimalkan kinerja. Terutama, dari sisi akuntabel dan transparansi. Sehingga, Baznas bisa terus memerbaiki pengelolaannya. Termasuk, pengelolaan yang merujuk pada syariah Islam.
Kedepan, lanjutnya, Baznas akan memerbaiki dari sisi teknologi. Salah satunya, mendorong supaya ada data base soal mustahik. Karena, selama ini data mustahik masih belum jelas.
"Kita ingin ada data akurat," ujarnya.