REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) mendesak Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) untuk memita maaf terkait penyebutan nama Wakil Ketua Umum PBNU H. As’ad Said Ali sebagai salah satu pihak yang dikait-kaitkan dalam kasus pembunuhan Munir.
Koordinator GMNU Dendy Zuhairil Finsa,SH kepada wartawan di Jakarta Selasa (9/9), mengatakan, upaya mengaitkan As’ad Said Ali adalah character assasination dan demoralisasi.
“Ketika beliau menjadi Wakil Kepala BIN, As’ad Said Ali sudah memfasilitasi proses hukum atas niatan baik Institusi BIN yang bekerjasama dengan Polri dan Kejaksaan. Ketika Hukum sudah menjatuhkan vonis dan selesai itu adalah proses hukum yang patut kita hormati bersama,” kata Dendy Zuhairil yang juga Ketua LBH GP ANSOR DKI Jakarta.
Lebih lanjut, GMNU mengingatkan, pihak Kasum untuk tidak menjadikan Kasus Munir sebagai komoditas politik. Sementara kasus pelanggaran HAM lain, tertama yang mengorbankan warga Nahdliyin, tidak pernah diusik karena kurang begitu menyita perhatian media massa.
Sebelumnya, Koordinator Kasum Choirul Anam menyebut nama As'ad Said Ali bersama Hendropriyono dan Muchdi PR turut terlibat pembunuhan aktivis HAM Munir. As'ad dikatakan terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut saat dia menjadi Wakil Ketua Badan Intelijen Nasional (BIN).