Selasa 09 Sep 2014 16:32 WIB

Mahasiswa Minta Wali Kota Bandung tidak Antikritik

Ridwan Kamil
Foto: Antara
Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi di kantor Bale Kota Bandung, Jabar, Selasa, minta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tidak antikritik terhadap kritikan yang disampaikan masyarakat melalui berbagai media diantaranya media "internet".

Ketua PMII Cabang Kota Bandung Taufik Nurrohim, mengatakan sebagai kepala daerah, Ridwan Kamil harus berjiwa bijaksana, pemaaf terhadap orang yang melakukan kritikan terhadapnya.

"Wali Kota Bandung tidak boleh antikritik, harus pemaaf, dan berjiwa bijaksana, harus menjamin nilai-nilai demokrasi hidup di Kota Bandung," kata Faufik dalam orasinya.

Ia menuturkan, aksi itu dipicu ramainya pemberitaan di media massa tentang tulisan akun twitter @kemalsept yang menilai buruk kondisi Kota Bandung dan Wali Kota Bandung.

Status dalam media sosial itu, kata dia ditanggapi serius oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan melaporkan penulis status dalam akun twitter tersebut ke kepolisian.

"Ada hal yang membuat kami prihatin dan membuat psikologis masyarakat Kota Bandung dan Indonesia menjadi resah, yaitu sikap Wali Kota yang kami nilai terlalu reaksioner," katanya.

Menurut dia, tindakan Ridwan Kamil itu terkesan pencitraan atau bersikap otoriter sehingga mengancam nilai-nilai demokrasi di Kota Bandung.

"Kami nilai akan mengancam nilai-nilai demokrasi di Kota Bandung," katanya.

Menurut dia, sebaiknya Ridwan Kamil menyelesaikan persoalan yang menyangkut masyarakat banyak dibandingkan harus menyelesaikan tulisan di media sosial tentang kejelekan Kota Bandung.

Ia berharap, Wali Kota Bandung tidak melakukan pencitraan secara berlebihan dengan menanggapi persoalan media sosial.

"Hentikan pencitraan Wali Kota Bandung yang berlebihan, Wali Kota harus fokus menjalankan program-program pemerintahan," kata Taufik.

Aksi berlangsung tertib hanya menyampaikan aspirasi dengan berorasi di depan kantor Bale Kota berikut mendapatkan pengamanan kepolisian hingga massa membubarkan diri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement