REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan enam kecamatan di daerah ini masuk kategori rawan kekeringan.
"Kami terus melakukan pemantauan di daerah-daerah rawan kekeringan karena khawatir menimbulkan krisis air bersih," kata Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Rangkasbitung, Senin.
Ia menyebutkan keenam kecamatan yang rawan kekeringan antara lain Maja, Leuwidamar, Curugbitung, Wanasalam, Muncang dan Cilograng.
Biasanya, kata dia, daerah rawan kekeringan itu menimbulkan krisis air bersih.
Namun, pihaknya saat ini belum menerima laporan dari masyarakat tentang terjadinya krisis air bersih.
Meskipun masyarakat belum terjadi krisis air bersih, tetapi pemerintah daerah sudah mengantisipasi melalui pompanisasi dan berkoordinasi dengan PDAM.
PDAM siap menyalurkan bantuan air bersih ke daerah-daerah rawan kekeringan.
"Kami berharap masyarakat segera melaporkan jika terjadi krisis air bersih karena saat ini sudah memasuki musim kemarau," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan kekeringan agar menggunakan air sungai untuk keperluan konsumsi, mandi, cuci dan kakus.
Sebab di enam kecamatan rawan kekeringan itu terdapat beberapa daerah aliran sungai.
"Kami meminta masyarakat agar memasak air sungai dengan mendidih guna mencegah penyakit menular," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cimarga mengatakan bahwa mereka kini mulai mengambil air bersih ke Sungai Cisimeut untuk kebutuhan MCK.
Sebab air di sumur-sumur dan jet pump mulai kekeringan, sehingga warga memanfaatkan air sungai tersebut.
"Kami sudah biasa menggunakan air sungai jika musim kemarau panjang itu," kata Alip, warga Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak.