Senin 08 Sep 2014 16:24 WIB

Orang Tua Siswa Keluhkan Penjualan Buku Oleh Sekolah

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
 Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sejumlah orang tua (ortu) siswa di Kabupaten Indramayu mengeluhkan mahalnya biaya pembelian buku pelajaran yang dijual pihak sekolah. Padahal, pemerintah telah menjanjikan sekolah gratis.

''Kalau sekolah gratis, harusnya semua juga gratis, termasuk bukunya,'' keluh salah satu orang tua siswa asal Kecamatan Indramayu, yang tak mau disebut namanya, Senin (8/9).

Warga yang anaknya bersekolah di salah satu sekolah dasar negeri di Jalan Kartini Indramayu itu menjelaskan, pada awal tahun ajaran ini, pihak sekolah menawarkan buku pelajaran untuk anaknya. Buku pelajaran berjumlah sekitar 12 buah itu, total harganya kurang lebih Rp 400 ribu.

''Padahal anak saya masih kelas dua SD, tapi harga bukunya mahal sekali,'' keluhnya.

Pria itu mengakui pihak sekolah tidak mewajibkan pembelian buku pelajaran tersebut. Apalagi, ada buku paket yang dibagikan secara gratis kepada setiap siswa. Namun, buku paket itu hanya boleh digunakan di lingkungan sekolah dan tidak boleh dibawa pulang. Karenanya, pihak sekolah berdalih buku pelajaran yang mereka jual itu bisa menunjang kegiatan belajar siswa di rumah.

''Tapi sebaiknya pihak sekolah jangan menjual buku. Biarkan saja siswa membeli buku di luar sesuai kemampuan orang tuanya masing-masing,'' tuturnya.

Hal senada diungkapkan ortu siswa yang anaknya bersekolah di salah satu SMP di Kecamatan Sindang. Dia menyebutkan, total buku pelajaran yang dibeli anaknya dari sekolah seharga sekitar Rp 800 ribu.

Dia menuturkan, anaknya khawatir pembelian buku pelajaran itu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar di sekolah. Anaknya juga khawatir guru akan mengambil soal-soal ujian dari buku pelajaran yang dijual pihak sekolah.

''Jadi anak saya maksa beli. Apalagi teman-temannya rata-rata membeli semua,'' katanya.

Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Sri Bekti, saat dikonfirmasi menyatakan, pihaknya tidak pernah menginstruksikan pihak sekolah untuk menjual buku pelajaran kepada para siswa. Karenanya, penjualan buku pelajaran kepada para siswa merupakan kebijakan masing-masing sekolah.

''Kami tidak pernah instruksikan,'' tegas Sri.

Sri menyatakan, untuk kegiatan belajar mengajar secara resmi di sekolah, para siswa dan guru berpatokan pada buku paket. Menurutnya, buku paket itu dibagikan secara gratis dari pemerintah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement