REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Bidan Indonesia Emi Nurjasmi mengatakan, The State of The World's Midwifery (SOWMY) merekomendasikan untuk memastikan semua wanita mendapatkan akses pelayanan kesehatan seksual, reproduksi, ibu, dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.
Ini termasuk memberikan pelayanan pencegahan dan dukungan dari tim kebidanan yang bekerjasama terhadap pelayanan darurat. "Para bidan juga harus mampu menghargai setiap orang, setiap perempuan,"ujarnya di Jakarta, Senin, (8/9).
Menghargai setiap perempuan, kata Emi, menjadi nilai-nilai bagi bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi. Seorang bidan harus mampu mempertahankan kondisi psikologis seorang ibu agar tetap baik.
Memang, terang Emi, kehamilan, kelahiran, dan laktasi merupakan sebuah proses natural. Namun yang namanya kehamilan maupun kelahiran pasti ada resikonya, makanya bidan harus mampu melakukan deteksi dini kepada pasiennya.
"Deteksi dini pada ibu hamil wajib dilakukan sebab dengan deteksi kalau ada hal yang tidak normal bisa diatasi lebih dini. Makanya bidan harus mempelajari berbagai penyimpangan dalam kehamilan,"kata Emi.
Deteksi dini, ujar Emi, juga penting untuk mengatasi jika terjadi indikasi komplikasi. Sehingga bidan bisa melakukan intervensi sesuai kebutuhan.