REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Bidan Indonesia Emi Nurjasmi mengatakan, saat ini hanya 22 persen negara yang memiliki cukup bidan yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan dasar perempuan dan bayi yang baru lahir. Sedangkan 78 persen negara menghadapi kekurangan serius dalam bidang kebidanan yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi yang sebenarnya bisa dicegah.
Bidan, ujar Emi, memiliki peran penting untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) keempat yakni, menurunkan kematian anak dan kelima, meningkatkan kesehatan ibu. "Jika bidan menerima pendidikan sesuai standar internasional serta didukung sistem kesehatan yang berfungsi optimal, mereka dapat memberikan 90 persen perawatan penting untuk ibu dan bayi yang baru lahir,"ujarnya, Senin, (8/9).
Selain itu, kata Emi, bidan yang yang kompeten dan didukung fasilitas kesehatan optimal mampu mengurangi dua per tiga dari angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Masih banyak yang harus dilakukan untuk mengurangi kematian ibu.
Berdasarkan laporan The State of The World's Midwifery (SOWMY) sejak tahun 1990 angka kematian ibu menurun sebanyak 3 persen setiap tahun. Sedangkan angka kematian bayi baru lahir menurun sebanyak 1,9 persen setiap tahun sejak 1990.
Target Indonesia, kata Emi, pada MDGs kelima adalah mengurangi angka kematian ibu menjadi 102 kematian per 100.000 jumlah kelahiran hidup pada akhir 2015. Makanya dibutuhkan bidan berkualitas yang bisa memberikan pelayanan baik dan maksimal.