REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Eksponen Ormas Tri Karya Golkar menyebut Ketua Umumnya Aburizal Bakrie (ARB) gagal dalam memperbaiki citra Golkar setelah dinakhodainya dalam kurun waktu lima tahun tersebut.
"Setelah lima tahun memimpin Golkar, Aburizal itu gagal membawa partai ini menjadi lebih baik, padahal Golkar adalah partai pemenang kedua di pemilu tahun ini," ujar Ketua Presidium Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Soksi, Lawrence Siburian di Makassar, Ahad (7/9).
Ia mengatakan, lima tahun memimpin bukanlah waktu yang singkat dan dalam perjalanannya itu, saya mencatat ada 13 kegagalannya tetapi ada juga keberhasil yang ditorehkannya itu. Dari kegagalan-kegagalan itu, salah satu yang terberat adalah ketika tidak adanya partai politik yang mau meminang atau berkoalisi dengan Partai Golkar untuk mendukung Aburizal sebagai calon presiden maupun cawapres.
Kegagalan kedua yang diraihnya yakni adanya penurunan jumlah kursi di parlemen baik di tingkat pusat maupun daerah dan salah satunya yang paling mencolok yakni perolehan kursi Pemilu 2014 yang hanya 91 kursi. Disebutkannya, pada periode sebelumnya atau sebelum ARB menjabat ketua umum di Golkar meskipun gagal di pemilihan presiden dan wakil prsiden tetapi jumlah kursi pada 2009 sebanyak 106.
"Kegagalannya itu, tidak ada parpol yang mau berkoalisi mendorong Aburizal jadi presiden dan ketika kita turun lagi mengincar posisi cawapres, masih tetap tidak ada yang berminat. Jumlah kursi dari 106 di pusat juga turun jadi 91," katanya.
Lawrence melanjutkan, kegagalan berikutnya adalah Golkar Aburizal terlalu arogan dalam memimpin yang ketika salah sedikit selalu memberikan ancaman pemecatan. Metode kepemimpinan yang dijalankannya itu dianggapnya sebagai metodologi perusahaan yang tidak cocok dengan memimpin partai politik, apalagi rapat-rapat rutin yang sering dilaksanakan di periode-periode sebelumnya juga dihilangkan.
Dia mencontohkan, rapat harian dan rapat mingguan dibawah kendalinya sudah tidak pernah dilaksanakan, sehingga tidak ada evaluasi dan agenda setting yang bisa dijalankan. Tempat rapat juga disebutnya sudah berpindah, yang tadinya di kantor DPP berpindah ke perusahaannya.
"Banyak hal-hal yang baik itu dihilangkan dan menggantinya dengan perubahan yang tidak jelas, perubahan yang tidak dapat membawa partai Golkar menjadi lebih baik," jelasnya.
Karenanya, Eksponen Ormas Tri Karya Golkar memulai kampanye dan desakannya dari Kota Makassar untuk segera melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 2014 sesuai dengan amanat konstitusi partai.
"Kampanye mendesak DPP untuk membuat panitia munas kita lakukan dari Makassar karena ini amanat konstitusi yang harus segera dilaksanakan oleh semua kader dan pengurus partai," tegas Ketua Eksponen Ormas Tri Karya Golkar, Zainal Bintang.