REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Partai Keadilan Sejahtera di Kalimantan Selatan belum berhasil meraih dua besar sebagai pemenang pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014 di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut.
"Memang kita semua menargetkan masuk dua besar pemenang Pemilu legislatif (pileg) di provinsi yang kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa ini, tapi hasilnya lain," ujar Ketua DPW PKS Kalsel Ibnu Sina, di Banjarmasin, Sabtu.
Menurut politisi muda PKS itu, target mereka tersebut cukup beralasan dengan melihat fenomena masyarakat dan partainya selama tiga kali Pileg sejak era reformasi.
Sebab pada Pileg pertama tahun 1999 yang ketika itu masih bernama Partai Keadilan (PK) hanya mendapat satu di DPRD Kalsel, kemudian 2004 dengan nama barunya PKS meningkat menjadi enam orang, dan hasil Pileg 2009 jadi tujuh orang.
Apalagi, lanjut anggota DPRD Kalsel yang memasuki tiga periode itu, dari hasil Pileg 2009, di provinsi yang mayoritas penduduknya muslim ini PKS suda berada pada tiga besar bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
"Namun dinamika pertarungan politik yang cukup dahsyat pada Pileg 2014, PKS yang juga merupakan partai dakwah tak bisa menyaingi atau mengikuti arus perpolitikan dengan berbagai aroma," ujar mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.
Sebagai konsekuensi ketidakmampuan ikut mengikuti arus atau menantang arus yang dahsyat itu, akhirnya PKS hanya bisa mendapatkan lima kursi di DPRD Kalsel masa jabatan 2014 - 2019.
Secara keseluruhan untuk 13 DPRD kabupaten/kota se-Kalsel, dari hasil Pileg 2014, perolehan kursi PKS hilang tujuh dibandingkan 2009.