REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Energi, Hendrajit menuturkan, presiden terpilih Joko Widodo dituding bersiap memasukkan pemain lama mafia minyak dan gas di jajaran kabinetnya.
Nama-nama seperti Rini Suwandi di Tim Transisi dan Ari Soemarno, mantan dirut Pertamina sebagai penasehat Jokowi, disebut-sebut sebagai pemain lama yang potensial menghasilkan kebijakan sumir di sektor migas yang dinilai Hendrajit bisa menyerang balik Jokowi.
Hendrajit menuturkan, sebelum jadi dirut Pertamina, Ari Soemarno pernah terlibat korupsi di sektor perikanan sebesar Rp 1,7 triliun. Selain itu, disinyalir muncul utak-atik peraturan menteri ESDM di zaman Ari menguasai Pertamina, buat menguntungkan segelintir pemburu rente.
Kalau nama mereka dipilih secara sadar, artinya strategi Jokowi berbeda dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang lebih banyak memasukkan orang kepercayaannya untuk menguasai hulu migas. Politikus PDIP ini lebih fokus ingin menguasai bisnis hilir migas.
Tindakan Jokowi akrab Ari Soemarno dinilai Hendrajit bertentangan dengan pidato saat Muktamar PKB. Kala itu, Jokowi mengaku hendak menjalankan kebijakan migas bernuansa kontras dari 10 tahun terakhir.
"Kalau Jokowi-JK tidak memiliki kontras, malah memasukan pemain-pemain lama," ujar Hendrajit dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (6/9).
Hendrajit menyebut Rini Soewandi pernah bekerja di Amerika, dan mengatur konsep liberalisasi ekonomi. Sementara Ari Soemarno, adik kandungnya itu, kemungkinan diplot menjadi menteri ESDM. Dalam diskusi ini, dia tidak merinci dari mana sumber-sumber informasi tersebut didapatkan.
Pengamat ini lebih lanjut menduga pertemuan di Bali antara Jokowi dengan SBY tidak hanya membahas kemungkinan harga BBM naik dan penyesuaian APBN. Tetapi sekaligus perundingan terselubung antara mafia hulu dan hilir.
"Jadi Jokowi pidato di muktamar PKB tidak jelas kontras skema seperti apa, hanya pintu masuk pemain lama," tudingnya.
Sementara anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani menyebutkan lepas dari semua teori konspirasi yang disampaikan Hendrajit, faktanya SBY salah memilih menteri selama tiga tahun terakhir. Terbukti Jero Wacik terpaksa mundur karena tersangkut kasus pemerasan.
Karenanya, menurut Dewi, usai dilantik Jokowi diharapkan memilih sosok yang berkompeten untuk mengurusi migas dan tambang. "Kita tahu dulu Jero merupakan menteri pariwisata tapi malah ditunjuk sebagai menteri ESDM. Kita kaget karena (dia) pasti tidak tahu seluk beluk di migas seperti apa," ujar Dewi.