Jumat 05 Sep 2014 10:31 WIB

DPRD: Apartemen di Margonda hanya Bikin Macet

Rep: C74/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
  Proyek pelebaran jalan kawasan Margonda, Depok, Kamis (18/10).    (Rakhmawaty La'lang)
Proyek pelebaran jalan kawasan Margonda, Depok, Kamis (18/10). (Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Depok meminta pemerintah kota menghentikan izin pembangunan apartemen. Selain tidak layak, pembangunan hanya terfokus di sepanjang jalan Margonda sehingga menyebabkan kemacetan.

Anggota DPRD Incumbent Kota Depok dari Partai Golkar Babai Suhaimi mengatakan Kota Depok belum layak untuk memiliki banyak apartemen karena infrastuktur penunjang belum memadai.

Selain itu pembangunan apartemen juga tak diikuti perbaikan lahan hijau. Oleh karena itu ia berharap pemerintah kota segera membangun taman dan merapikan ruas jalan sebagai prioritas pembangunan infrastruktur.

Jalan Margonda sebagai sentral lalu lintas Kota Depok harus segera dibenahi.  Alasan pemerintah dengan keterbatasan lahan pemukiman, menurut Babai, bukan masalah utama kota Depok. Karena apartemen hanya dibangun di Jalan Margonda hal ini justru membuat kemacetan semakin parah.

"keterbatasan lingkungan memang jadi persoalan namun juga banyak hal yang harus juga dilihat seperti lingkungan dan estetika kota," ujar Babai kepada ROL, Jumat (5/9)

Setali tiga uang, pengamat perkotaan dari Universitas Indonesia Raden Yudhono juga mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan keterbatasan lahan pemukiman bukan alasan yang logis.

 

Menurut dia Kota Depok memiliki lahan yang luas dan belum dieksplorasi dengan baik oleh pemerintah kota. Banyak lahan-lahan pemukiman yang menjadi lahan perkantoran atau bisnis.

"Sedangkan lahan-lahan resapan seperti di belakang Pesona Khayangan justru jadi lahan pemukiman, ini yang menyebabkan banjir dan erosi di Kota Depok," kata Yudhono.

Menurutnya penyebab utama sempitnya lahan pemukiman karena kesalahan dari pemerintah kota dalam mengelola lahan yang ada. Daerah-daerah yang harusnya menjadi lahan pemukiman jadi rusak dan tidak bisa ditinggali.

Karena itu masyarakat memilih tinggal di Jalan Margonda karena aksesnya lebih dekat dengan Jakarta walaupun lahannya sudah semakin sempit.

"Pembangunan di Kota Depok hanya mengikuti tren...Depok sebagai kota penyangga dan di desain sebagai daerah pemukiman masih memiliki lahan yang masih luas, tidak perlu tersentral di Jalan Margonda," kata Yudhono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement