REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- New Zealand atau Selandia Baru, tertarik untuk bekerja sama dengan Pemprov Jabar. Bentuk ketertarikan tersebut, ditandai dengan kunjungan 25 delegasi Selandia Baru ke Gedung Sate, Kamis (4/9).
Dalam pertemuan tersebut, hadir Dubes RI untuk Selandia Baru, H E Jose Antonio Morato Tavares, Komisaris Atase Perdagangan Selandia Baru di Indonesia Tim Anderson, serta Pimpinan Delegasi Ken Stevens.
“Pertemuan ini, sudah ke empat kalinya. Ada tiga bidang yang membuat mereka tertarik,'' ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, kepada wartawan, Kamis (4/9).
Menurut Deddy, bidang yang diminati oleh Selandia Baru, misalnya infrastruktur. Termasuk didalamnya, bidang energi dan energi baru terbarukan. Bidang lainnya, pendidikan dan makanan serta pengolahan makanan. ''Mereka berlebihan makanan, jadi bingung bagaimana meng-eksportnya. Saya kira itu tiga hal yang membuat mereka tertarik bekerja sama,” katanya.
Deddy mengatakan, dengan keseriusan Selandia Baru selama ini, Ia berharap kerja sama antara Jabar dan Selandia Baru bisa segera terealisasi. Apalagi, negara tersebut sudah empat kali ke Jabar. Jadi, kerja sama harus terwujud dengan BUMD atau pengusaha dari Jabar. Selain itu, Selandia Baru paling banyak membawa delegasi jika dibandingkan dengan negara lain yang pernah datang ke Jabar. Mereka, membawa 25 orang pengusaha di berbagai bidang usaha. Termasuk, membawa Kadin dari negara tersebut.
"Saya berharap sudah bukan pertemuan-pertemuan untuk membahas lagi. Tapi, sudah ada sesuatu yang tertarik,'' katanya.
Sementara menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, Ferry Sofwan, delegasi dari Selandia Baru yang datang ke Jabar memang delegasi perdagangan. Tapi, leading-nya Badan Kerja sama, dan Promosi Penanaman Modal (BKPPM). Perdagangan, hanya sebagian kecil. Karena, mereka tertarik bermacam-macam bidang ada aspek infrastruktur, pendidikan, perdagangan, industri dan makanan.
"Ada beberapa point yang bisa diinvestasikan di Jabar," katanya.
Menurut Ferry, investasi yang ditawarkan ke Selandia Baru, di antaranya Bandara Internasional Kerta Jati (BIJB), pengembang flying school Pangandaran, sekolah lanjutan keperawatan, dan peternakan sapi di Jabar.
Dari sisi perdagangan, kata dia, yang bisa dorong, ada lima komiditas besar. Di antaranya, kertas dan produknya, furnitur dan alat rumah tangga, plastik dan produk plastik, produk alas kaki 1,9 dan olahan serelia makanan yang sudah diolah.
"Nah ditambahkan Pak Dubes, yang bisa dikembangkan dari Jabar adalah buah-buah khas tropis seperti manggis dan kedong gincu dan satu lagi salak," katanya.
Menurut Ferry, dalam pertemuan tersebut, Dubes meminta agar Disperindag Jabar sebagai pembina para eksportir, yang paling harus diperhatikan adalah Quality Control buah tersebut. Yakni, dari sisi ukuran dan ketatnya aturan di berbagai negara agar tak ada penyakit kutu atau apa. Ini, harus menjadi catatan bersama
"Standardisasi ukuran buah dan warna buah, jangan boleh beda-beda. Termasuk, kontinuitas, pada bulan-bulan apa saja buah itu," katanya.