REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) curiga akan adanya oknum dalam dinas perumahan dan gedung pemda DKI Jakarta.
Kecurigaan muncul, setelah adanya kesalahan yang dilakukan oleh Bank DKI saat mengeluarkan kartu virtual account cash management system (CMS) untuk para penghuni rumah susun (rusun) Marunda.
Menurut dia, kartu virtual account itu seharusnya mencantumkan identitas dan foto para penghuni rusun. Namun, kartu yang dikeluarkan oleh Bank DKI ternyata tidak mencantumkan apa pun yang telah diinstruksikan melalui dinas perumahan dan gedung.
Dengan format yang dikeluarkan saat ini, kartu hanya dapat digunakan semata-mata untuk alat pembayaran saja.
"Saya minta formatnya pakai nama dan foto biar kalau saya sewaktu-waktu inspeksi dan penghuni gak sesuai sama yang terdaftar, saya bisa langsung usir," ujar dia di Balai Kota, Kamis (4/9).
Menurut Ahok, Bank DKI telah mengetahui dengan baik format kartu virtual account untuk para penghuni rusun yang dibuat sama dengan para PKL. Namun, ia heran mengapa kini bank itu dapat salah membuat.
"Ya makanya bank ngerti, ini apa dinas perumahan yang salah menafsirkan. Jangan-jangan emang sengaja diplesetin sama pejabat-pejabatnya," ujar Basuki.
Dinas perumahan dan gedung menolak disalahkan atas format kartu tersebut. Dikatakan, kartu virtual account tersebut sepenuhnya adalah urusan Bank DKI.