Kamis 04 Sep 2014 16:40 WIB

Mahasiswa Penyumbang Terbesar Sampah di Malang

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Petugas kebersihan memilah sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kawasan Pangadegan, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (20/8). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas kebersihan memilah sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kawasan Pangadegan, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (20/8). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG—Keberadaan ribuan mahasiswa di Kota Apel, Malang menjadi salah satu penyebab membeludaknya sampah.

“Yang menyumbang peningkatan volume sampah di Kota Malang adalah keberadaan ratusan ribu mahasiswa, apalagi setiap tahun terus bertambah,” ujar Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang Wasto, Kamis (4/9).

Padahal, setiap ada tambahan satu penduduk menyumbang sampah sekitar 0,6 kilogram per hari. Volume sampah yang dibuang ke TPA tersebut terus bertambah, bahkan saat ini sudah mencapai 650 ton lebih setiap hari.

Ia mengimbau agar masyarakat harus menyimpan sampah sendiri, bahkan kalau bisa dipilah antara sampah kering dan sampah basah. Sehingga petugas di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) juga lebih mudah memilih, sebelum dibuang ke TPA.

Cepatnya pertambahan sampah tadi menyebabkan usia tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Supiturang di Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur diperkirakan hanya tinggal lima tahun lagi.

"Tingginya volume sampah yang dibuang ke TPA ini akan mempercepat usianya, artinya akan cepat penuh, sehingga mau tidak mau kami mengajukan perluasan lahan TPA,”  ujarnya.

Saat ini, luas lahan TPA Supiturang mencapai 30 hektare dan usulan perluasan menjadi 50 hektare. Hanya saja, lanjutnya, perluasan lahan TPA tersebut dilakukan secara bertahap dan ditargetkan tuntas pada 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement