Rabu 03 Sep 2014 14:58 WIB
Penjualan Pesawat Kepresidenan

'Dulu kan PDIP Setuju Beli Pesawat Presiden'

Rep: c83/ Red: Esthi Maharani
  Pesawat Kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ)-2 saat tiba di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (10/4).  (Republika/Wihdan)
Pesawat Kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ)-2 saat tiba di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (10/4). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, Tantowi Yahya mengatakan PDIP seharusnya mencari opsi lain untuk menekan defisit anggran APBN tahun depan selain menjual pesawat kepresidenan RI. Hal tersebut dikarenakan proses pembelian pesawat presdien melalui mekanisme yang panjang sehingga menjualnya adalah pilihan yang tidak tepat.

"Menjual pesawat kepresidenan RI bukan pilihan yang tepat jika alasannya untuk menekan defisit anggaran, PDIP harus mencari solusi yang lain yang tidak akan menggangu tugas presiden nantinya," ujar Tantowi Yahya saat dihubungi Republika Rabu (3/9),

Baca Juga

Ia menjelaskan sebelum pembelian pesawat dilakukan, terjadi proses panjang yang melibatkan DPR diantaranya Komisi I dan II. Ia mengatakan, persetujuan yang diberi DPR untuk membeli pesawat juga melibatkan PDIP di dalamnya.

Ia menambahkan, keberadaan pesawat presiden dapat menekan efisiensi anggaran jika presiden ingin melakukan kunjungan kerja. Selain itu jadwal kunjungan presiden pun akan lebih  fleksibel jika menggunakan pesawat kepresidenan.  

"Golkar menolak opsi ini, dulu kan PDIP juga setuju untuk pembelian pesawat ini, cari solusi yang lain dulu, pesawat ini juga dimaksudkan untuk menjamin keamanan kepala negara dalam melakukan kunjungan kerjanya," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement