Selasa 02 Sep 2014 21:00 WIB

Ikut Donor Darah, Panglima Singgung Remunerasi Prajurit

Suasana donor darah di Mabes TNI Cilangkap, Selasa (2/9).
Foto: Puspen TNI
Suasana donor darah di Mabes TNI Cilangkap, Selasa (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes TNI menghelat donor darah serentak yang diikuti 69 ribu orang, terdiri prajurit TNI, Polri, PNS, dan masyarakat di 155 kabupaten/kota dan 34 provinsi. Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, kegiatan donor darah dihelat sebagai rangkaian HUT TNI ke-69.

Menurut dia, acara donor darah serentak itu mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Pasalnya, rekor donor darah yang tercatat Muri adalah 53 ribu orang yang berlangsung selama tiga hari di 115 kota/kabupaten dan 32 provinsi.

"Ini sebagian kecil rangkaian kegiatan yang ada. Kegiatan ini sungguh penting, tidak saja secara fisik memiliki makna memberikan setetes darah, juga memberikan tauladan kepada masyarakat agar mengembangkan siap gotong royong dengan donor darah," ujar Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/9).

Moeldoko tidak hanya mengajak pasukannya, ia juga ikut mendonorkan darahnya bersama KSAL Laksamana Marsetio dan KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, Kasum TNI Laksda Ade Supandi.

Moeldoko melanjutkan, khusus peserta di Mabes TNI, ditargetkan diikuti 3.200 pendonor. Dia bersyukur lantaran TNI bisa berbakti dan bagian pengorbanan kecil prajurit untuk masyarakat Indonesia yang memerlukan darah, dengan menghelat donor darah bersama.

"Ini bedanya teroris dan pendonor. Teroris mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya, pendonor mengorankan dirinya untuk orang lain," ujar mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) itu.

 

Dia menyatakan, bagi prajurit TNI pengorbanan jiwa dan raga adalah doktrin yang melekat pada jiwa TNI. "Pada diri prajurit, apalagi hanya setetes darah kepada rakyat Indonesia yang membutuhkan. Namun demikian TNI juga harus sadar bahwa satu tetes darah itu, justru memiliki makna kehidupan bagi orang lain” ujar Moeldoko

Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko berharap pemerintah ke depan untuk memikirkan modernisasi alutsista dan dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan prajurit TNI. Terkait modernisasi alutsista, kata dia, anggaran pertahanan idealnya ditambah demi memenuhi essential minimum forces (MEF), bukan malah dikurangi.

Anggaran sebesar 95 triliun di APBN 2014, sebenarnya terlihat besar. Namun, sambung dia, kalau diproyeksikan untuk belanja kebutuhan alutsista maka alokasinya masih kecil.

"Kita fokus MEF dan peningkatan sumber daya manusia, serta kesejahteraan prajurit. Sekarang remunerasi 37 persen, saya dan seluruh prajurit bisa tersenyum agak lebar sedikit kalau ditingkatkan menjadi 60 persen."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement