REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Taufik Kurniawan mengatakan, pertemuan ketua umum Hatta Rajasa dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) di rumah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Senin (1/9) malam hanya sekadar silaturahim.
Pertemuan itu dinilai sekadar memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Pandangan dan sikap politik boleh beda. Tapi silaturahim tidak boleh putus. Tadi malam kapasitas beliau (Hatta) sebagai sahabat (Jokowi). Dengan terbukanya komunikasi efektif menjadi hal yang patut diteladani untuk kepentingan politik yang lebih baik," kata Taufik saat dihubungi Republika, Selasa (2/9).
Pada 2004, katanya, PAN berkoalisi dengan PDIP mengusung Jokowi menjadi calon wali kota Solo. Sehingga PAN kenal betul dengan sosok Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut Hatta menyampaikan perbedaan kerangka politik tidak memutus silaturahim.
"Tadi malam diskusi secara kenegaraan tentang situasi politik. Pak Hatta juga menyampaikan akan melaksanakan ibadah umrah," imbuh Taufik.
Saat disinggung sikap politik PAN setelah putusan Mahkamah Konstitusi, Taufik mengatakan bahwa Hatta telah menjelaskan tidak bisa mengambil sikap partai secara sendirian. Sebab, dukungan terhadap Prabowo diputuskan melalui rakernas.
Keputusan partai tertinggi selanjutnya ada pada kongres yang akan dilaksanakan pada 2015. "Bagaimana menyerap aspirasi teman-teman dalam menyampaikan sikap. Tergantung kongres 2015," jelasnya.
Namun, Taufik mengamini bahwa saat ini sikap politik PAN masih berada di Koalisi Merah Putih. Hal itu terlihat dari pertemuan Koalisi Merah Putih dengan Presiden SBY di Cikeas pada Selasa pagi.
Hatta Rajasa merupakan satu-satunya ketua umum parpol yang hadir dalam pertemuan tersebut. "Banyak arahan dari SBY, dalam kerangka demokrasi ada prinsip check and balance itu sangat penting dalam demokrasi," jelasnya.