Selasa 02 Sep 2014 18:17 WIB

Gunung Slamet Masih Sering Keluarkan Suara Dentuman Keras

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Julkifli Marbun
 Gunung Slamet mengeluarkan asap hitam dan letusan terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Rabu (13/8).(Antara/Oky Lukmansyah)
Gunung Slamet mengeluarkan asap hitam dan letusan terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Rabu (13/8).(Antara/Oky Lukmansyah)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Aktivitas vulkanik Gunung Slamet hingga kini masih tetap tinggi. Bahkan suara letusan dan gemuruh yang ditimbulkan akibat aktivitas tersebut, Selasa (2/9) dinihari dan siang harid, terdengar cukup keras.

Sementara itu, seorang warga Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas, Sunarjo (56), mengakui sejak beberapa malam  terakhir, sinar api di puncak Gunung Slamet, tidak bisa dilihat karena sering tertutup kabut.

"Tapi suara letusan dan gemuruh yang ditimbulkan sering terdengar sampai sini. Bahkan kadang terdengar cukup keras, seperti yang terdengar semalam," jelasnya, Selasa (2/9).

Sejauh ini, aktivitas warga yang bermukim di lereng terdekat puncak Slamet, masih tenang. Seperti warga Desa Lumpakuwus yang berjarak sekitar 8-10 km dari puncak Slamet, masih melaksanaka aktivitas sepert biasa. ''Warga sini sudah biasa mendengar suara germuruh dari puncak Slamet,'' jelas Sunarjo.

Demikian juga dengan warga di Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja. Warga yang tinggal di jarak sekirar 6-7 km dari puncak Slamet terebut, masih belum terusik dengan suara letusan dan gemuruh yang kadang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Slamet. ''Sudah biasa, mas. Memang saat ini sering terdengar suara gemuruh, tapi selama pemerintah masih belum meminta kami mengungsi, kami masih bisa tidur tenang,'' jelas Sudarno (47), warga setempat.

Komandan Kodim 0701 Banyumas, Letkol Inf Asep Apandi mengemukakan, pihaknya masih terus memantau perkembangan Gunung Slamet.

"Bila sewaktu-waktu diperlukan, TNI siap memambantu melakukan apa pun untuk membantu warga," jelasnya.

Dia juga berharap warga yang berada di wilayah rawan bencana, untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.

"Warga memang sudah terbiasa dengan kondisi Gunung Slamet yang seperti ini, namun kami berharap ini jangan sampai membuat warga terlena. Jadi kami minta warga tetap waspada. Waspada bukan berarti harus panik atau gelisah," ujarnya.

Sementara dari pantauan terakhir aktivitas Gunung Slamet yang dilakukan pos pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, sepanjang Senin (1/9) malam, masih  terus mengeluarkan sinar api, dengan diseling beberapa kali lontaran lava pijar.

"Ada 16 kali sinar api terlihat dari puncak Slamet," jelas pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Sukedi, Selasa (2/9).

Selain itu, gempa tremor juga masih terus menerus terjadi dengan amplitudo 4-40 mm. Gempa tremor ini terjadi terus menerus, tanpa adanya jeda. Hal ini menunjukkan, pergerakan magma dari perut bumi masih terus berlangsung.

Mengenai status, hingga Selasa (2/9), status Slamet masih tetap Siaga atau level III. Dengan demikian, area berbahaya bagi aktivitas warga masih pada radius 4 km dari puncak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement