REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Anggota DPRD Kota Semarang Agung Budi Margono kembali mendesak Pemerintah Kota Semarang segera membongkar replika kapal Cheng Ho yang dibangun di atas Kali Semarang.
"Tenggat waktunya (pembongkaran, red.) kan akhir Agustus 2014, sudah lewat. Ya, segeralah bongkar (replika kapal Cheng Ho, red.). Sebelum musim hujan harus dibongkar," kata dia, Selasa (2/9). Karena masalah yang ada saat ini tak hanya soal pembongkaran replika kapal, namun juga normalisasi sungai yang ada di kawasan itu.
Apalagi, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan sebentar lagi memasuki musim hujan sehingga harus disiapkan antisipasi terhadap banjir, salah satunya normalisasi sungai.
"Itu (pembongkaran replika kapal Cheng Ho, red.) kan sudah dianggarkan. Setelah komisi-komisi (di DPRD Kota Semarang, red.) terbentuk sebentar lagi, kami akan klarifikasi ke Pemkot," katanya. Berkaitan wacana relokasi replika kapal itu mengingat aspek kesejarahan Laksmana Cheng Ho di Semarang, Agung tidak mempermasalahkan, asalkan pemindahannya ke lokasi yang tidak mengganggu aliran sungai.
Pemkot Semarang tengah mengomunikasikan pembongkaran replika kapal Cheng Ho Semarang dengan pihak Yayasan Tay Kak Sie karena sudah melewati toleransi waktu yang diberikan, yakni akhir Agustus 2014. "Kami tengah berupaya berkomunikasi dengan pihak yayasan (Yayasan Tay Kak Sie, red.) terkait pembongkaran replika kapal Cheng Ho," kata Sekretaris Daerah Kota Semarang Adi Tri Hananto.
Ia menjelaskan komunikasi dilakukan untuk memastikan pembongkaran akan dilakukan sendiri oleh yayasan. Atau, menurut dia diserahkan pembongkarannya kepada Pemkot Semarang karena sudah disiapkan anggaran pembongkaran.
Satu hal yang pasti pembongkaran replika kapal Cheng Ho yang dibangun di atas sungai di depan kelenteng itu mendesak dilakukan. Karena, ucap dia, mengganggu pengaturan aliran sungai yang ada di wilayah Kota Semarang.
Replika kapal Cheng Ho yang berada di depan Kelenteng Tay Kak Sie Semarang dipermasalahkan berbagai pihak. Pasalnya keberadaannya di atas aliran Kali Semarang menganggu sistem drainase dan aliran sungai itu.