REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) berkomitmen untuk menjaga stabilitas tarif dasar listrik (TDL) saat nanti menjabat di pemerintahan. Upaya tersebut dilakukan dengan konvensi minyak ke sumber energi terbarukan.
Dia mengatakan, kenaikan tarif listrik sekarang ini untuk kalangan industri sehingga tak menyentuh masyarakat kecil. Namun kondisi tersebut tidak bisa dihindari nantinya kalau harga dollar dan minyak dunia alami kenaikan.
"TDL kita bisa tetap stabil kalau ada inovasi dengan melakukan peralihan bahan bakar dari disel ke gas, hidro, geothermal. Itu adalah perintah dari kita," kata JK di kediamannya, Jalan Brawijaya, Jakarta, Selasa (2/9).
Ia tak ingin membenani rakyat dengan kenaikan harga lainnya. BBM saat ini, menurut dia, sebuah solusi yang harus diambil karena defisit anggaran terlalu besar mencapai Rp 500 triliun. Subsidi sebaiknya dialihkan ke hal produktif.
Dengan subsidi tepat sasaran tersebut, perekonomi masyarakat akan stabil. Selanjutnya tinggal memikirkan program jangka panjang untuk melakukan konvensi bahan bakar, dan itu tentu akan mempengaruhi tarif listrik.
"Untuk listrik, tarifnya memang masih bergantung dengan kondisi dunia. Namun kalau ada inovasi, maka itu bisa stabil," ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah menaikan TDL per 1 September 2014 secara bertahap. Golongan yang terkena dampak kenaikan ini antara lain I3 sebesar 8,6 persen dan I4 mencapai 13,3 persen per dua bulan hingga November.