Kamis 04 Sep 2014 15:00 WIB

IPB Fasilitasi Dialog Rektor PTN dengan President Goettingen University

 Seminar on University Governance: Towards Research University di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga (14/8).
Seminar on University Governance: Towards Research University di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc selaku Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) ingin agar seluruh perguruan tinggi negeri belajar bagaimana mengelola universitas menjadi research university. Salah satu caranya adalah belajar langsung dengan universitas kelas dunia seperti Goettingen University.

 

Kesempatan untuk belajar langsung dengan Goettingen University hadir  saat President Goettingen University, Prof. Ulrike Beisiegel menjadi narasumber dalam International Seminar on University Governance: Towards Research University di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Darmaga (14/8).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Kerjasama dan Program Internasional (KSPI) IPB.  Prof. Beisiegel merupakan wanita pertama yang menjadi Rektor di Goettingen University. Ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Rektor di Jerman.

 

Beberapa isu yang menjadi bahan diskusi dalam acara ini adalah rumitnya regulasi yang ada di Indonesia terkait otonomi perguruan tinggi negeri. Perguruan tinggi di Indonesia harus patuh terhadap aturan yang diterapkan oleh tiga kementerian yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi serta Kementerian Keuangan.  "Selain itu, regulasi yang dinamik (sering berubah) sering membuat civitas akademika bingung dalam melangkah. Karena jika salah langkah KPK sudah menunggu," ujar Prof. Badriah dari Universitas Sriwijaya.  

Menurut Prof. Beisiegel, Kementerian Pendidikan Jerman tidak terlalu banyak terlibat dalam manajemen perguruan tinggi. Yang banyak terlibat adalah Kementerian Riset yakni dengan mencarikan dana untuk riset-riset di perguruan tinggi.  "Di Jerman, kami mendapatkan kepercayaan penuh dari pemerintah. Karena otonomi (mandiri) berarti tanggung jawab dan profesional sehingga kami tidak pernah berurusan dengan Kementerian Keuangan. Untuk itu, saran saya untuk Indonesia adalah adanya regulasi yang lebih baik, serta tingkatkan tanggung jawab dan profesionalitas," ujarnya.

Bagi IPB, kunjungan ini sangat berarti untuk terus memperkuat kerjasama dengan Univ. Goettingen yang sudah berlangsung lama. Hubungan kerjasama sudah dimulai sejak beberapa staf pengajar IPB mendapatkan beasiswa untuk mendapatkan gelar Ph.D dari DAAD Jerman. Setelah itu, hubungan ini semakin diperkuat dengan adanya MoU pada tahun 1991 untuk jenjang Master.

Sejak tahun 2000 hingga sekarang hubungan kerjasama IPB dengan Univ. Goettingen semakin erat dan mencakup lingkup yang lebih luas.  "Lamanya kerjasama yang terjalin antara IPB dengan Universitas Goettingen ini bisa menjadi pelajaran berharga dalam membentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Tentunya membutuhkan usaha yang lebih besar dari seluruh pihak yang terkait untuk menjaga kerjasama yang penting ini," ujar Prof. Herry dalam sambutannya.

 

Direktur KSPI IPB, Dr.Ir. Edy Hartulistyoso mengatakan agenda utama kunjungan Prof. Beisiegel ke IPB adalah dalam rangka supervisi/evaluasi pelaksanaan project CRC990/Efforts yang merupakan joint research antara Univ. Goettingen, IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako. Agenda lainnya menghadiri seminar dan temu alumni, kunjungan ke LIPI dan Kebun Raya, launching alumni lounge di kampus IPB Darmaga, kunjungan ke CIFOR, kunjungan lapang ke lokasi research di Jambi dan Universitas Jambi, serta kunjungan ke pusat penelitian mangrove.

 

Hadir dalam acara ini beberapa rektor dan yang mewakili dari Universitas Syiah Kuala, Universitas Andalas, Universitas Jambi, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga, Universitas Udayana, Universitas Nusa Cendana, Universitas Hasanuddin, Universitas Tadulako, Universitas Haluoleo, Universitas Negeri Semarang, Universitas Malang, Universitas Makasar, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Borneo Tarakan, dan Universitas Terbuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement