REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik sikap PDI Perjuangan yang terkesan mendesak pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Mereka menilai desakan PDI Perjuangan sebagai bentuk kegagalan Revolusi Mental yang didengungkan Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi).
"Katanya mau revolusi mental tapi kok mengatasi persoalan fiskal harus cabut subsidi BBM," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Fahri Hamzah, kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (1/9).
Fahri mengatakan ada banyak cara yang bisa dilakukan pemerintahan Jokowi-JK dalam mengatasi persoalan defisit APBN. Menurutnya mencabut subsidi BBM merupakan langkah paling bodoh yang tidak mencerminkan kreatifitas mengelola anggaran. "Kalau cuma cabut subsidi enak. Itu langkah paling bodoh," ujarnya.
Fahri menilai PDI Perjuangan tidak memiliki ilmu pengelolaan anggaran negara yang baik. Dia berharap agar PDI Perjuangan tidak terus berusaha membebani pemerintah dengan meminta kenaikan harga BBM bersubsidi. "Mereka mau membebani SBY menaikkan BBM dengan alasan mencari ruang fiskal. Padahal mencabut subsidi bukan satu-satunya solusi menyelamatkan APBN," katanya.