Senin 01 Sep 2014 00:57 WIB

Hamdan Zoelva: Pemilu tak Perlu Berdarah-darah

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Hamdan Zoelva
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hamdan Zoelva

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM--Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva menyatakan bahwa pemilihan umum presiden (Pilpres) bukan merupakan persoalan hidup dan mati, melainkan sebuah proses demokrasi.

"Kalau dia tidak bagus, ya jangan dipilih, karena demokrasi sama sekali tidak mengatur pemimpin itu harus ini, tidak dikontrol rakyat, dan prosesnya tidak perlu dengan berdarah-darah," ujar Hamdan Zoelva, saat hadir di acara halalbihalal keluarga Bima se-Pulau Lombok di Mataram, Ahad (31/8).

Ia menyatakan, tidak banyak negara di belahan dunia ini, bisa membentuk dan membangun sebuah demokrasi yang baik, seperti yang kini terjadi di Indonesia. Salah satu contohnya, di negara-negara Timur Tengah saat ini terus mencoba melaksanakan demokrasi, tetapi hingga saat ini belum juga bisa terealisasi, bahkan cenderung diambang perpecahan.

"Negara kita terbesar ke empat di dunia, dengan suku bangsa dan etnik yang berbeda tetapi kita bisa mampu melewati itu, Thailand saja gagal," katanya.

Karena itu, pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat ini mengutarakan, pemilu bukan urusan hidup dan mati, melainkan sebuah proses dari perjalanan lima tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement